> >

Pelaku Penusukan Dulunya Pengagum Syekh Ali Jaber, Tapi Jadi Benci Setelah Bertemu dengan Seseorang

Kriminal | 24 September 2020, 05:55 WIB
Tersangka penusukan Syekh Ali Jaber, AA (24), digiring aparat kepolisian di Mapolresta Bandar Lampung, Senin (14/9/2020). (Sumber: KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA)

Karena terlalu sering menonton tayangan tersebut, sampai-sampai Alpin memiliki kebencian yang begitu mendalam tentang segala hal yang terkait dengan timur tengah.

Baca Juga: Setelah Aktif Ceramah Lagi, Syekh Ali Jaber Bersama Keluarga Kunjungi Menkopolhukam Mahfud MD

Pada akhirnya, kekagumannya terhadap Syekh Ali Jaber berubah menjadi kebencian.

"Dia mulai berpikir, ternyata orang timur tengah jahat-jahat, sadis-sadis. Karena dia secara agama tidak kuat. Dari tadinya menyukai akhirnya kayak takut, 'Ngeri sekali berarti orang timur tengah'," ujar Ken.

Ken mengaku tidak melihat adanya tanda-tanda bahwa Alpin tidak waras. Sebab, dia selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sesuai konteks pembahasan.

"Dia bukan gila, tapi psikopat. Dia menyendiri, dia punya dunianya sendiri, punya pemikiran yang berbeda dengan umumnya, sehingga dia melakukan hal-hal di luar nalar," ucap Ken.

"Dan tadi aku tanya, kamu kok pegang pisaunya bagus banget kayak orang terlatih. Dia mengakui pernah belajar pencak silat."

Baca Juga: Mahfud MD dan Syekh Ali Jaber Pun Berkampanye Protokol Kesehatan Saat Silaturahmi

Lebih lanjut, Ken berpandangan sosok Alpin seperti tertekan. Selain faktor kedua orang tuanya yang telah bercerai, pelaku juga tertekan masalah ekonomi.

Diketahui, Alpin berasal dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan. Ibunya kerja sebagai Tenaga Kerja Wanita di Hongkong. Sementara Alpin sendiri belum berkeluarga.

"Dia tinggal di rumah sempit, satu rumah dihuni banyak keluarga. Kadang-kadang temperamen, marah, anak broken home," ujarnya.

Namun, Ken yang telah berpengalaman berbincang dengan kelompok radikal ini, melihat sosok Alpin tidak berafiliasi dengan kelompok radikal manapun.

Baca Juga: 7 Jaksa Teliti Berkas Perkara Penusukan Syekh Ali Jaber

"Dia masalah keluarga, ekonomi tidak mampu, secara agama dia Salat saja tidak bisa. Jadi kalau saya melihat ini lone wolf, dia melakukan sendiri, tunggal, tidak berafiliasi dengan kelompok manapun," tutur Ken.

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU