> >

Misa Pelepasan Jenazah Almarhum Jakob Oetama dan Tutup Peti Dipimpin Romo Sindhunata

Peristiwa | 10 September 2020, 09:34 WIB
Portrait foto Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama di Gedung Kompas Gramedia, Palmerah Selatan, Jakarta, Selasa (27/9/2016). (Sumber: KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULU)

JAKARTA, KOMPAS TV - Misa pelepasan jenazah almarhum Jakob Oetama dan tutup peti berlangsung pagi ini, Kamis (10/9/2020).

Misa pelepasan jenazah dan tutup peti almarhum Jakob Oetama dipimpin oleh Romo Gabriel Possenti Sindhunata.

Rangkaian pelaksanaan misa diawali dengan menyanyikan lagu pembukaan berjudul “Jikalau Gandum”.  

“Mari bersama kita ikuti rangkaian Misa, bapak dan ibu kita awali misa dengan menyanyikan lagu pembukaan Jikalau Gandum,” kata Romo Gabriel Possenti Sindhunata.

Setelah upacara pelepasan jenazah dan tutup peti, selanjutnya dilakukan upacara serah terima ke negara pada pukul 10.30 sampai 11.00 WIB.

Jenazah akan diserahkan kepada Ketua MPR, Bambang Soesatyo karena almarhum merupakan anggota MPR ketika tahun 1973.

Almarhum pun menerima penghargaan Bintang Mahaputra Kelas III (Bintang Utama) dari Pemerintah RI dan Gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Gadjah Mada pada 2003.

Setelah diserahkan ke negara, jenazah akan diberangkatkan ke Taman Makam Pahlawan pada pukul 11.00 – 11.30 WIB.

Prosesi upacara pemakaman dilakukan secara militer dengan dipimpin oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai Inspektur Upacara.

Jakob Oetama meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta pada Rabu (9/9/2020) dalam usia 88 tahun.

Jakob wafat karena mengalami gangguan multiorgan. Usia yang sudah sepuh memperparah kondisi Jakob hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir.

Dokter Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading Felix Prabowo Salim mengatakan, kondisi awal Jakob Oetama saat masuk rumah sakit sudah mengalami gangguan multiorgan.

Dia pertama kali masuk ke rumah sakit pada 22 Agustus 2020. Kondisinya sempat membaik, tetapi kemudian memburuk lagi. Hingga pada Minggu (6/9/2020) sore, Jakob mengalami koma.

“Selama perawatan sempat sebenarnya naik turun, di mana selama perawatan hampir lebih dari dua minggu sempat membaik dan terjadi penurunan," uja Felix.

"Hanya pada saat-saat terakhir karena faktor usia dan kondisi semakin memburuk, akhirnya beliau meninggal."

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU