> >

China Lakukan Kebijakan Aneh usai Covid Mewabah Lagi, Tes Swab Ikan Kepiting dan Udang

Kompas dunia | 20 Agustus 2022, 16:18 WIB
Petugas kesehatan China melakukan swab terhadap ikan di Xianmen. (Sumber: Wiebo Via CNN)

XIANMEN, KOMPAS.TV - Cara aneh dilakukan China setelah Covid-19 kembali mewabah di negara tersebut.

Kota pelabuhan Xianmen di China melakukan tes swab ke ikan, kepiting, dan bahkan udang yang baru ditangkap untuk tes Covid-19.

Hal itu dilakukan sebagai upaya sekuat tenaga untuk menahan wabah virus Corona itu yang terus meningkat.

Kebijakan yang aneh itu pun menarik ejekan online dan kritik dari para ahli yang mengatakan bahwa langkah itu adalah pemborosan sumber daya.

Baca Juga: Inggris Puji Indonesia Membuat Perang Ukraina Dibicarakan di G20, Tapi Kecam Kehadiran Putin

Pada sebuah video yang tersebar di media sosial, pekerja menggunakan hazmat memasukkan kapas swab ke mulut ikan dan kepiting.

Video tersebut kemudian menuai keluhan bahwa kebijakan nol-Covid-19 telah dilakukan terlalu jauh.

Sejak pandemi, China mengandalkan pengujian massal, karantina ekstensif, dan lockdown untuk membasmi kebangkitan virus Corona.

Tetapi varian Omicron yang sangat menular telah menimbulkan tantangan bagi tindakan anti-Covid-19 paling ketat di China.

Dikutip dari CTV News, Jumat (19/8/2022), otoritas Distrik Xianmen Jimei mengeluarkan pengumuman yang memerintahkan nelayan dan tangkapannya dites Covid-19, bulan lalu.

Pengumuman itu mengatakan bahwa sejak Juni, perdagangan ilegal dan kontak ilegal antara nelayan di Fujian dan kapal asing yang menyebarkan Covid-19 di China, menyebabkan kerusakan sosial yang besar.

Xianmen melaporkan pada Jumat bahwa kasus Covid-19 bertambah 10 lagi.

Hal tersebut membuat total jumlah kasus Covid-19 di wilayah tersebut, pada wabah terakhir menjadi 65.

Kota pelabuhan tersebut telah melakukan tiga putaran pengujian massal Covid-19 terhadap 5 juta penduduknya, yang dimulai sejak Rabu (17/8/2022).

Baca Juga: Dikepung Covid-19, 2.003 Wisatawan Terjebak di Xinjiang, Hampir 100 Ribu Dievakuasi

Profesor Ilmu Biomedikal Universitas Hong Kong, Jin  Dongyan mengatakan kebijakan tersebut menyia-nyiakan sumber daya.

“Mereka seharusnya fokus terhadap orang ketimbang dengan ikan,” katanya.

Menurut Jin, menguji hasil tangkapan sama sekali tak berguna karena kemungkinan ikan itu positif dan menyebarkan virus ke manusia, sangat rendah.

“Kemungkinan nelayan itu 100 atau 1.000 kali lebih besar tertular oleh nelayan lain. Tak ada bukti bahwa ikan itu menularkan virus,” tuturnya.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : CTV News


TERBARU