> >

Harga Minyak Anjlok Buntut Sentimen Kasus Evergrande dan Varian Omicron

Kompas dunia | 10 Desember 2021, 11:52 WIB
Kasus gagal bayar raksasa properti China, Evergrande, menjadi sentimen negatif bagi perdagangan minyak dunia dan membuat harga minyak anjlok. Lembaga pemeringkat utang Fitch Ratings memberi predikat restricted default kepada Evergrande karena gagal membayat obligasi yang jatuh tempo (10/12/2021). (Sumber: Strait Times )

NEW YORK, KOMPAS.TV - Kasus gagal bayar raksasa properti China, Evergrande, kembali menjadi sentimen negatif harga minyak dunia. Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari turun 1,9 persen menjadi 74,42 dollar AS per barel dari posisi sebelumnya 76,70 dollar AS per barel.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Januari anjlok 2 persen menjadi 70,94 dollar AS per barel dari harga tertinggi sebelumnya, yaitu 73,34 dollar AS per barel.

Sebelumnya, lembaga pemeringkat utang Fitch Rating menurunkan peringkat China Evergrande Group dan Kaisa Group ke status 'restricted default', karena gagal membayar obligasi mereka terhadap investor asing. Kaisa Group mengajukan restrukturisasi utang luar negeri hingga 12 miliar dollar AS.

Baca Juga: Wuih, Indonesia Jadi Eksportir Mi Instan Terbesar ke-4 di Dunia!

Kabar itulah yang meningkatkan kekhawatiran pasar terkait pertumbuhan ekonomi China.

"Yang pada akhirnya dapat mempengaruhi minat pembelian minyak dari pelanggan minyak mentah terbesar dunia," kata Analis Rystad Energy Louise Dickson, dikutip dari Antara, Jumat (10/12/2021).

Merebaknya varian Omicron dan tingginya kasus Covid-19 di Eropa juga masih menjadi sentimen negatif terhadap perdagangan minyak.

Di Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson memberlakukan pembatasan yang lebih ketat dan meminta masyarakat bekerja dari rumah. Ia juga meminta masyarakat kembali memakai masker di tempat umum dan menunjukkan sertifikat vaksin covid-19 untuk menghadiri acara dan mengunjungi tempat-tempat tertentu.

Baca Juga: Medsos Buatan Donald Trump, Truth Social, Disuntik Investor Rp17,8 T

Begitu juga dengan Denmark yang merencanakan pengetatan pembatasan, termasuk menutup bar, restoran, dan sekolah. Sedangkan Korea Selatan kembali mencatat rekor infeksi covid-19 setelah kasus positif berhasil ditekan selama beberapa waktu.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara


TERBARU