> >

Penularan Covid-19 Melandai, Afrika Selatan Kembali Izinkan Penjualan Minuman Keras

Kompas dunia | 27 Juli 2021, 01:05 WIB
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa di Soweto, salah satu lokasi kerusuhan akibat dipenjarakannya mantan presiden Jacob Zuma. (Sumber: AP Photo/Oupa Nkosi)

JOHANNESBURG, KOMPAS.TV - Menyusul mulai melandainya penularan Covid-19 di Afrika Selatan, pemerintah negara itu mencabut larangan penjualan minuman keras dan melonggarkan pembatasan pandemi lain.

Jumlah rata-rata harian Covid-19 Afrika Selatan satu minggu terakhir sekitar 12.000 kasus, turun 20 persen dari minggu sebelumnya.

"Angka terbaru menunjukkan kita secara umum melewati puncak gelombang ketiga infeksi," kata Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, dalam pidato kenegaraannya pada Minggu (25/07/2021) malam.

Meski begitu, presiden Afrika Selatan mengakui masih ada wilayah yang mengkhawatirkan karena tingkat infeksi belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.

Dengan pencabutan pelarangan itu, pemerintah mengizinkan penjualan alkohol eceran mulai hari Senin hingga Kamis. Sementara bar dan restoran juga kembali diizinkan untuk menjual minuman beralkohol.

Sekolah dibuka kembali sepenuhnya, dan pertemuan sosial serta keagamaan kembali diperbolehkan dengan maksimal 50 orang di ruangan dan 100 orang di udara terbuka. Jam malam juga dikurangi menjadi pukul 10 malam sampai jam 4 pagi.

Presiden Ramaphosa juga mengumumkan bantuan bulanan sebesar 350 rand setara Rp340.455 untuk pengangguran di Afrika Selatan hingga Maret mendatang.

Diperkirakan 2 juta pekerjaan hilang sejak tahun lalu karena pandemi Covid-19, menurut statistik resmi Afrika Selatan.

Sementara kasus baru yang dikonfirmasi menurun di Afrika Selatan, banyak negara lain di Afrika mengalami peningkatan kasus Covid-19, didorong oleh maraknya virus corona varian delta.

Baca Juga: 212 Orang Tewas Saat Kerusuhan Afrika Selatan, Presiden Yakin Telah Direncanakan

Seorang polisi bersenjata berpatroli saat Menteri Kepolisian Bheki Cele mengunjungi Phoenix, lingkungan yang sangat terpengaruh oleh kerusuhan dan ketegangan rasial di dekat Durban, Afrika Selatan, Sabtu, 17 Juli 2021. (Sumber: AP Photo/Shiraaz Mohamed)

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU