> >

WHO: Covid-19 Segera Berakhir Merupakan Anggapan Prematur dan Tidak Realistis

Kompas dunia | 2 Maret 2021, 03:57 WIB
Direktur Program Kedaruratan WHO Dr. Michael Ryan (kiri) dan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa, Senin (1/3/2021). (Sumber: Associated Press)

JENEWA, KOMPAS.TV - Seorang pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan bahwa berpikir tentang pandemi akan berakhir pada akhir 2021 merupakan anggapan yang prematur dan tidak realistis. Hal ini dikatakan Direktur Program Kedaruratan WHO, Dr. Michael Ryan, Senin (1/3/2021).

Namun demikian, menurutnya vaksin akan dapat membantu mengurangi pasien rawat inap dan mengurangi kematian secara drastis.

“Fokus dunia saat ini adalah menjaga penularan Covid-19 serendah mungkin,” kata Dr. Michael Ryan.

“Jika kita pintar, kita bisa menyelesaikan rawat inap dan kematian serta tragedi yang terkait dengan pandemi ini pada akhir tahun,” katanya.

Baca Juga: WHO: Pandemi Covid-19 Kemungkinan Akan Jadi Endemik

Ryan mengatakan, WHO diyakinkan dengan data yang muncul, bahwa banyak dari vaksin berlisensi membantu menekan penyebaran virus.

“Jika vaksin mulai berdampak tidak hanya pada kematian dan tidak hanya pada rawat inap, tetapi memiliki dampak yang signifikan terhadap dinamika penularan dan risiko penularan, maka saya yakin kami akan mempercepat pengendalian pandemi ini,” tambahnya.

Tetapi Ryan memperingatkan agar tidak berpuas diri, dengan mengatakan bahwa tidak ada yang bisa menjamin tentang masa berakhirnya epidemi yang berkembang.

“Saat ini virus sangat terkendali,” katanya.

Sementara itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, sangat disesalkan bahwa orang dewasa yang lebih muda dan lebih sehat di beberapa negara kaya, telah lebih dulu divaksinasi dibandingkan dengan petugas kesehatan di negara berkembang.

Baca Juga: Rusia Lapor Ke WHO Atas Penularan Virus Flu Burung H5N8 Unggas Kepada Manusia, Ini Tindak Lanjut WHO

Tedros mengatakan, imunisasi yang diberikan oleh skema COVAX yang didukung PBB dimulai minggu ini di Ghana dan Pantai Gading. Tetapi dia menyesalkan bahwa upaya ini baru terjadi setelah tiga bulan negara-negara maju seperti Inggris, AS dan Kanada mulai memvaksinasi populasi mereka sendiri.

“Negara tidak berpacu dengan satu sama lain,” katanya. “Ini adalah perlombaan umum melawan virus. Kami tidak meminta negara untuk mempertaruhkan rakyatnya sendiri. Kami meminta semua negara untuk menjadi bagian dari upaya global untuk menekan virus di mana-mana," ujar Tedros.

Tedros juga mencatat bahwa untuk pertama kalinya dalam tujuh minggu, jumlah kasus Covid-19 meningkat minggu lalu, setelah enam minggu berturut-turut jumlahnya menurun. Dia menggambarkan peningkatan itu sebagai sesuatu yang mengecewakan, tetapi mengatakan itu tidak mengherankan.

Tedros mengatakan WHO sedang bekerja untuk lebih memahami mengapa kasus meningkat, tetapi bagian dari lonjakan itu tampaknya disebabkan oleh pelonggaran tindakan kesehatan masyarakat.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU