> >

Maroko Amankan Pasokan 65 Juta Dosis Vaksin Covid-19 dari China dan Inggris

Kompas dunia | 27 Desember 2020, 11:08 WIB
Pada file foto Senin 16 Maret 2020 ini, segelas teh Maroko tertinggal di dekat jendela kedai kopi yang tutup, setelah pemerintah Maroko mengumumkan pembatasan lebih lanjut untuk menghindari penyebaran virus Covid-19. (Sumber: AP Photo)

RABAT, KOMPAS TV - Maroko mengumumkan telah memperoleh 65 juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinopharm China dan AstraZeneca Inggris, ketika kerajaan Afrika utara bersiap untuk meluncurkan program vaksinasi Covid-19 yang bertujuan untuk mengimunisasi 80% populasi orang dewasa di negara itu, demikian dilaporkan Associated Press.

Menteri Kesehatan Khalid Ait Taleb mengumumkan angka tersebut pada pertemuan Kabinet Kamis (24/12/2020). Pemerintah tidak menyebutkan apakah vaksin itu dibeli atau disediakan oleh Covax, proyek global untuk menyediakan vaksin bagi negara berkembang, atau kombinasi keduanya.

Kementeriannya mengatakan pada hari Jumat (25/12/2020), Maroko belum menerima vaksin tersebut.

Mustapha Ennaji Moulay, kepala departemen virologi di Universitas Hassan II di Casablanca dan anggota komite ilmiah Covid-19 pemerintah mengatakan, regulator sedang mengkaji dokumentasi vaksin Sinopharm, dan bahwa program vaksinasi diharapkan akan dimulai dalam beberapa waktu mendatang.

Baca Juga: Polisi Maroko Bubarkan Unjuk Rasa Menentang Hubungan Diplomatik Dengan Israel

Maroko memiliki salah satu rencana vaksinasi paling maju di wilayah tersebut. Negara itu juga melaporkan jumlah infeksi dan kematian virus tertinggi kedua di Afrika, setelah Afrika Selatan.

Menteri Kesehatan Maroko mengatakan target pemerintah adalah memvaksinasi 25 juta dari 36 juta orang negara itu, semuanya gratis, menurut perintah dari Raja Mohammed VI.

Sementara pemerintah Maroko telah menjanjikan vaksinasi sejak awal bulan ini, menteri kesehatan negara itu mengatakan persiapan sekarang telah mencapai tahap "sangat maju".

Dia mengatakan pemerintah telah melakukan simulasi di semua lokasi imunisasi "untuk menghindari kendala yang mungkin timbul selama pelaksanaan program vaksinasi."

Pada tahap pertama, vaksin akan diberikan kepada tenaga medis, pelayan publik, aparat keamanan, tenaga pendidik, dan orang yang menderita penyakit kronis. Kementerian Kesehatan mengatakan telah menerapkan sistem komputerisasi untuk mendaftarkan populasi sasaran dan melacak status kesehatan mereka setelah mereka menerima vaksin.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU