> >

Bos Freeport: Mobil Listrik Butuh Tembaga Lebih 5 Kali Lebih Banyak Dari Mobil Konvensional

Ekonomi dan bisnis | 15 Februari 2023, 06:59 WIB
Mobil listrik MG 5 EV yang dipamerkan dalam pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Minggu (21/11/2021). (Sumber: Kompas.id/ Heru Sri Kumoro)

Sebagaimana disyaratkan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan IUPK pada 2018, perusahaan tambang asal AS itu akan membangun smelter kedua berkapasitas 1,7 juta ton konsentrat tembaga menyusul smelter pertama yang telah beroperasi pada 1998 lalu.

Meski sama-sama dibangun di Gresik, Jawa Timur, smelter kedua akan dilengkapi dengan satu precious metal refinery untuk mengolah lumpur anoda sehingga dapat menghasilkan emas dan tembaga batangan dan beberapa metal lainnya.

Sementara smelter pertama yang sudah beroperasi sejak 1998 hanya melakukan pemurnian 40 persen dari konsentrat tembaga dan belum mampu mengolah lumpur anoda sehingga lumpur anoda itu masih diekspor ke luar negeri.

"(Smelter kedua) ini progresnya sekarang sudah 54 persen, 2 persen di atas kurva yang sudah disetujui oleh pemerintah. Total biaya yang sudah kita keluarkan 1,7 miliar dolar AS dari total capex kira-kira sekitar 3 miliar dolar AS atau Rp45 triliun," ucapnya.

 

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber : Antara


TERBARU