> >

Bos Freeport: Mobil Listrik Butuh Tembaga Lebih 5 Kali Lebih Banyak Dari Mobil Konvensional

Ekonomi dan bisnis | 15 Februari 2023, 06:59 WIB
Mobil listrik MG 5 EV yang dipamerkan dalam pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Minggu (21/11/2021). (Sumber: Kompas.id/ Heru Sri Kumoro)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengungkapkan, tembaga merupakan komponen penting dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

"Tembaga ini adalah salah satu komponen penting juga dalam ekosistem EV terutama baterai di mana di dunia ini, 65-70 persen tembaga itu digunakan untuk menghantarkan listrik," kata dia dalam seminar  di Jakarta, Selasa (14/2/2023). 

Tony Wenas menuturkan, dengan perannya untuk menghantarkan listrik, maka kebutuhan tembaga di kendaraan listrik juga sangat krusial. Ia menyebut kendaraan listrik akan menggunakan tembaga sekitar empat hingga lima kali lebih banyak dibandingkan mobil konvensional.

Ia mencontohkan, pembangkit listrik bertenaga angin atau PLTB misalnya membutuhkan tembaga hingga 1,5 ton untuk menghantarkan setiap mega watt. Demikian pula PLTS atau solar panel yang membutuhkan 3-4 ton tembaga untuk setiap mega watt-nya.

Baca Juga: Produksi Emas dan Tembaga Freeport Diprediksi Turun akibat Banjir Bandang

"Mobil listrik empat kali lipat. Jadi memang ke depannya tembaga ini akan jadi salah satu mineral utama untuk mendukung renewable energy dan juga untuk mendukung ekosistem EV yang sedang dicanangkan pemerintah," tutur Tony. 

Oleh karena itu, upaya yang dilakukan PTFI yang tengah membangun smelter kedua di Gresik, Jawa Timur, sejalan dengan program pemerintah yang ingin mewujudkan hilirisasi untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik.

"Kalau ekosistem (EV) tercipta di dalam negeri, tentu akan saling menunjang. Kita punya banyak nikel, kita punya banyak tembaga, kita punya cukup kobalt dan juga kita punya bauksit yang cukup banyak. Ini elemen-elemen yang dibutuhkan untuk satu ekosistem kendaraan listrik dan renewable energy," paparnya.

Lebih lanjut, Tony menjelaskan progres pembangunan smelter kedua Freeport yang saat ini telah mencapai 54 persen.

Baca Juga: Menko Perekonomian Apresiasi Progres Konstruksi Smelter Manyar Freeport Sesuai Target

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber : Antara


TERBARU