> >

Saat Jokowi Kesal Indonesia Kalah Dari China Dalam Ekspor Produk Olahan Hasil Laut

Ekonomi dan bisnis | 6 Februari 2023, 14:50 WIB
Presiden Jokowi saat menghadiri Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) Tahun 2023 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (6/2/2023). Presiden kesal Indonesia tertinggal dari China, dalam ekspor produk olahan dan produk jadi hasil laut. (Sumber: presidenri.go.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa kesal Indonesia tertinggal dari China, dalam ekspor produk olahan dan produk jadi hasil laut. Oleh karena itu, Jokowi meminta perbankan nasional untuk mendukung pendanaan hilirisasi berbagai sumber daya alam di Indonesia.

Jokowi mengatakan, sumber daya kelautan Indonesia akan memberikan nilai tambah yang sangat besar, jika dilakukan hilirisasi. Lantaran wilayah Indonesia 75 persennya merupakan lautan dengan luas 3,25 juta km.

“Saya berikan contoh satu, misalnya rumput laut, rumput laut. Indonesia itu eksportir nomor satu rumput laut, eksportir tapi bahan mentah, diekspor mentahan saja. Kalau RRT itu importir nomor satu rumput laut. Impotir, dia tidak menjadi produsen rumput laut. Tetapi kita lihat, kita ini hanya eksportir nomor tiga karagenan, agar-agar atau komponen yang membuat bahan kekentalan, hanya nomor tiga,” kata Jokowi saat menghadiri Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) Tahun 2023 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin, (6/2/2023).

Baca Juga: Saat Jokowi Singgung Kasus Indosurya Hingga Jiwasraya: Rakyat Nangis

“RRT tadi importir rumput laut nomor satu dan sekaligus eksportir nomor satu karagenan, ini yang harus kita tiru. Kita harusnya menjadi eksportir nomor satu bahan mentah, tapi juga eksportir nomor satu karagenan, harusnya seperti itu. Dan, nilai tambah yang ada di sini akan melompat.” lanjutnya seperti dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden.

Kemudian, Jokowi juga mencontohkan ekspor produk ikan. Ia menyebut Indonesia merupakan eksportir nomor satu tuna, cakalang, tongkol segar, dll. Namun di sisi lain, Indonesia juga negara importir  nomor satu tepung ikan.

“Lucu, sudah dorong keluar, kemudian kita impor lagi dalam bentuk tepung ikan. Apa enggak bisa sih kita menghilirkan ini, mengindustrialisasikan ikan kita menjadi tepung ikan? Sesulit apa, apa sulit banget sih? Ndak, kalau kita belum mampu ya gandeng partner. Saya selalu sampaikan gandeng partner, partneran, jangan ragu-ragu untuk masuk ke sana,” tutur Jokowi.

Sedangkan China, merupakan importir nomor dua tuna, cakalang, tongkol segar, tapi bisa menjadi eksportir nomor empat tepung ikan.

Baca Juga: Jokowi Ingin Negara Lain Bergantung pada Indonesia: RI Tak Bisa Maju Kalau Tak Lakukan Hilirisasi

“Gandeng, partner. Dan masih banyak. rumput laut, ikan tuna, cakalang, tongkol, udang, ini nilai tambahnya sangat berkali-kali menjadi pupuk chitosan, 27 kali nilai tambahnya. Rajungan menjadi daging rajungan 3,2 kali. Kalau semua dihilirkan di dalam negeri, melompat negara kita. PDB kita akan melompat, GDP kita akan melompat,” sambungnya.

Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto

Sumber :


TERBARU