> >

Harga Tiket ke Puncak Borobudur Hasil Studi Mendalam, Menko Luhut: Kita Tunda karena Ribut

Ekonomi dan bisnis | 9 Juni 2022, 15:26 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat rapat Badan Anggaran DPR RI, Kamis (9/6/2022). (Sumber: Tangkapan layar TV Parlemen. )

JAKARTA, KOMPAS.TV – Penetapan harga tiket masuk Borobudur yang sebesar Rp750 ribu berdasarkan pada studi mendalam. Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Kamis (9/6/2022).

"Jadi mengenai Borobudur, kita bikin studi komprehensif dengan UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) di situ, dan angka itu keluar. Tapi karena ribut semua, kita tunda itu," jelasnya.   

Lebih lanjut, Ia menyebut bahwa Borobudur telah mengalami pengurangan ketinggian dan kerusakan, maka dari itu jumlah pengunjung akan dibatasi tidak lebih dari 1.200 orang per hari sebagaimana disarankan UNESCO.

Di samping itu, dengan pembukaan jalan tol yang akan melintasi wilayah Borobudur ke depan, Luhut memperkirakan sekitar 26 juta pengguna jalan akan melewati dan berpotensi mengunjungi Borobudur.

"Jadi dengan kita buka jalan tol sekarang, itu satu tahun akan masuk 26 juta orang, berapa juta bisa masuk ke Borobudur," katanya.

Saat ini saja homestay di wilayah sekitar Borobudur sudah kembali dipenuhi oleh wisatawan dengan pembukaan kembali pariwisata setelah penyebaran Covid-19 berkurang.

Baca Juga: Luhut: Dalam Kerja sama Investiasi, Tak Ada Negara yang Bisa Dikte RI

Luhut pun menekankan bahwa penetapan tiket masuk Borobudur sudah mempertimbangkan berbagai kemungkinan tersebut, sekaligus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan revitalisasi cagar budaya tersebut.

Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi dalam hal ini memiliki fungsi untuk mengkoordinasikan sektor pariwisata, sehingga Menko Luhut terlibat dalam penetapan harga tiket masuk candi Borobudur.

Selain terkait tata letak, pemerintah juga akan mengatasi persoalan sampah yang menumpuk di daerah Borobudur.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU