> >

Kasus Covid-19 Kembali Melonjak, Omzet Ritel Modern dan Pasar Tradisional Makin Memburuk

Ekonomi dan bisnis | 24 Juni 2021, 09:06 WIB
Para penjual menjajakan sayur mayur di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (15/6/2021). (Sumber: KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO )

JAKARTA, KOMPAS.TV – Melonjaknya kembali kasus Covid-19 karena  munculnya varian baru virus korona mengakibatkan berlanjutnya penutupan beragam jenis toko ritel dan lapak-lapak pedagang pasar. Diperkirakan, omzet ritel modern secara nasional hanya tumbuh 0,5-1 persen pada 2021.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan, pertumbuhan ritel modern di kala pandemi Covid-19 bergantung pada lonjakan kasus dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

PPKM membuat jam operasional  toko ritel modern dibatasi dan masyarakat mengurangi belanja ke toko ritel. Selain itu, pertumbuhan ritel juga dipengaruhi daya beli masyarakat kelas menengah bawah dan frekuensi belanja kelas atas.

Selama pandemi, daya beli masyarakat menengah bawah turun lantaran banyak yang pendapatannya dipotong akibat dirumahkan atau dikurangi jam kerjanya, dan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Sementara mayoritas kelas atas menahan belanja atau memilih menabung dan berinvestasi.

”Kami memperkirakan omzet ritel modern secara nasional hanya tumbuh 0,5-1 persen tahun ini karena banyak daerah yang menerapkan PPKM,” kata Roy ketika dihubungi di Jakarta, Rabu (23/6/2021), dilansir dari laman Kompas.id.

Baca Juga: Aprindo Akomodasi Vaksinasi bagi 150.000 Pekerja Ritel, UMKM, dan Masyarakat di Wilayah Rentan

Merujuk data survei AT Kearney, Roy menyebutkan, omzet penjualan ritel Indonesia pada 2019 sebesar 396 miliar dollar AS pada 2019. Pada 2020, nilainya meningkat sekitar 1,2 persen menjadi 400,752 miliar dollar AS.

Aprindo sebenarnya memproyesikan omzet ritel modern tahun ini bisa tumbuh 2,5-3 persen menjadi sekitar 20,6 triliun, sebelum kasus Covid-19 melonjak kembali dan  PPKM Mikro. Hal itu mempertimbangkan pertumbuhan indeks penjualan ritel (IPR) secara tahunan yang mulai membaik pada Januari hingga April 2021.

Pada Januari 2021, IPR tumbuh minus 16,4 persen, Februari 2021 minus 18,1 persen, Maret 2021 minus 14,6 persen, dan April 2021 tumbuh 9,8 persen.

Sementara itu, jumlah toko ritel modern yang telah tutup sepanjang April-Desember 2020 sekitar 1.300 toko dan pada triwulan I-2021 sebanyak 87 toko. Dari total jumlah tersebut, 776 toko atau 56 persen tutup total dan sisanya tutup sementara.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU