> >

Utang PLN Hampir Rp500 T, Faisal Basri: Bukan Foya-foya

Bumn | 15 Juni 2021, 11:29 WIB
Ilustrasi petugas PLN mengatasi ganguan aliran listrik di jaringan transmisi SUTT/SUTET. (Sumber: Tribunjatim.com)

Diantaranya, adalah dengan berupaya memotong belanja modal  (capital expenditure/capex) hingga 50 persen. Kini, PLN baru mampu memangkas capex hingga 24 persen atau sekitar Rp 24 triliun.

"PLN itu utangnya Rp 500 triliun, tidak ada jalan kalau tidak segera disehatkan. Salah satunya, itu kenapa sejak awal kami meminta capex PLN ditekan sampai 50 persen," tutur Erick.

Langkah selanjutnya adalah bernegosiasi dengan pihak kreditur, terkait utang PLN. Sehingga PLN bisa mendapatkan bunga yang lebih ringan.

"Alhamdulillah dari PLN sendiri sudah tercapai negosiasi Rp 30 triliun," katanya.

Negosiasi juga dilakukan PLN dengan pemasok terkait pembelian listrik take or pay senilai Rp60 triliun. Dari jumlah itu, PLN sudah berhasil menegosiasikan Rp25 triliun.

Baca Juga: Pastikan Pasokan Listrik Aman di Sirkuit MotoGP Mandalika, PLN Bangun Tiga Jalur Tambahan

"Laporan terkahir sudah Rp 25 triliun dan masih ada Rp35 triliun, tapi tanpa dukungan kementerian lain, seperti contoh kompensasi PLN, itu hari ini diketok baru dibayar 2 tahun lagi, itu ada cost-nya alhamdulilah sekarang sudah dibayar 6 bulan,” terang Erick.

Meski utangnya besar, sepanjang 2020 PLN mampu mencetak  laba bersih sebesar Rp5,9 triliun. Naik 38,6 persen dibanding 2019, yang sebesar Rp4,3 triliun.

Hal itu disebabkan efisiensi dan penghematan yang dilakukan PLN, bisa menhuranhi beban usaha hinhha Rp14,4 triliun. Dari yang semula sebesar Rp315,4 triliun di 2019 menjadi sebesar Rp301 triliun di 2020.

Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU