> >

4 Kunci Tingkatkan Penjualan di Marketplace Menurut Riset NeuroSensum

Ekonomi dan bisnis | 11 Mei 2021, 17:56 WIB
Ilustrasi belanja online di e-commerce dan marketplace. (Sumber: Freepik)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Kecenderungan masyarakat menggunakan marketplace dan e-commerce dalam berbelanja kebutuhan Lebaran dibuktikan dalam riset NeuroSensum.

Perusahaan riset konsumen berbasis neurosains dan kecerdasan artifisial tersebut menunjukkan, 80 persen masyarakat memanfaatkan marketplace dan e-commerce untuk meriset barang-barang apa saja yang hendak dibeli.

Sebanyak 69 persen diantaranya menyatakan akan memburu fasilitas diskon dan promo setelah menerima Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran 2021.

Menurut NeuroSensum, kebutuhan belanja secara online di masa pandemi juga meningkatkan pendapatan para penjual di sejumlah online di marketplace.

Bagi para penjual, momen seperti Idul Fitri menjadi peluang besar untuk meraup keuntungan berlipat ganda.

Associate Director NeuroSensum, Grace Oktaviana mengungkapkan, masih ada tantangan yang dihadapi penjual online, khususnya setelah Ramadhan.

“Tantangannya, selepas momen hari raya, konsumen cenderung mengurangi kebutuhan untuk berbelanja online,” katanya dalam siaran resmi, Selasa (11/5/2021).

Dari studi kualitatif lainnya, NeuroSensum juga mendapati empat hal yang diinginkan oleh para penjual di online marketplace agar lapak jualan mereka tetap ramai.

1. Gratis Ongkir

Gratis ongkos kirim merupakan hal yang paling digemari konsumen, sekaligus oleh  para penjual online.

Banyak dari mereka yang menyatakan bahwa gratis ongkir adalah salah satu fitur Shopee yang mampu meningkatkan jumlah pesanan.

Seperti pernyataan Nanda, seorang penjual aksesoris daring, yang menyebut gratis ongkir sangat berpengaruh terhadap jumlah pesanan, bahkan bisa meningkat 100% atau dua kali lipat dibanding biasanya.

2. Flash Sale

Bagi para penjual, momen seperti Idul Fitri menjadi peluang besar untuk meraup keuntungan berlipat ganda.

Konsumen yang telah memperoleh THR biasanya membelanjakan uangnya terutama untuk produk fashion selain kue, parsel, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

Dari riset kualitatif yang dilakukan NeuroSensum, Shopee dianggap sebagai e-commerce ideal oleh para seller di online marketplace.

Dalam wawancara, mereka menyebutkan empat hal yang diinginkan oleh para seller di online marketplace antara lain:

Pertama, gratis ongkir (ongkos kirim) merupakan hal yang paling digemari konsumen, sekaligus oleh  para penjual online.

Banyak dari mereka yang menyatakan bahwa gratis ongkir adalah salah satu fitur Shopee yang mampu meningkatkan jumlah pesanan.

Seperti pernyataan Nanda, seorang penjual aksesoris daring, yang menyebut gratis ongkir sangat berpengaruh terhadap jumlah pesanan, bahkan bisa meningkat 100% atau dua kali lipat dibanding biasanya.

Selain itu, promo tanggal kembar missal seperti 5.5 atau 12.12 hingga Flash Sale juga terbukti secara efektif meningkatkan pesanan atau volume penjualan usaha mereka.

"Subsidi ongkir itu sangat membantu untuk daya tarik pembeli karena lokasi seller juga berpengaruh. Pembeli bisa berpikir dua kali kalau ongkirnya mahal. Kayak saya kan lokasinya di Malang. Pembeli biasanya akan cari yang lokasinya dekat biar ongkirnya bisa murah.

“Kalau ada free ongkir, lokasi bukan lagi hambatan. Saya tetap kirim barang ke Jakarta, Bali, Sulawesi, atau Kalimantan," tutur salah satu responden yang memiliki toko fashion dan aksesoris dari Malang, Jawa Timur.

2. Pelayanan untuk penjual

Selain gratis ongks kirim, adanya seller service yang disediakan marketplace terbukti dapat membantu pengembangan usaha.

Relationship Manager (RM) yang disediakan oleh Shopee, misalnya, dapat membantu menjembatani penjual dengan pihak marketplace dalam menginformasikan promo, serta memberikan pendampingan apabila ada kendala dalam sistem, transaksi, maupun pengaduan.

RM juga aktif berperan sebagai personal reminder untuk mengingatkan para penjual agar bersaing secara sehat.

“Kegagapan teknologi dan marketing digital kerap menjadi tantangan UMKM berlaga di e-commerce. Mereka sering kali tidak update soal promosi-promosi yang dapat mereka lakukan di e-commerce. Tugas RM adalah menjembatani gap antara seller dan marketplace tersebut,” tambah Grace.

3. Edukasi

Program edukasi berupa pelatihan offline maupun online kini sangat dibutuhkan penjual untuk membantu mereka mengembangkan bisnis.

Topik edukasi yang diberikan oleh Shopee kepada penjual cukup beragam, mulai dari edukasi untuk mengunggah produk di toko online, strategi beriklan, sampai edukasi tentang cara mengelola gudang yang baik.

Berbagai tips yang diberikan oleh online marketplace telah diterapkan oleh penjual dan terbukti membantu menyelesaikan masalah.

“Pelatihan tata kelola gudang, misalnya, membantu para seller mengoptimalkan ruang gudang yang ada untuk mengakomodasi flow penjualan. Misalnya memisahkan barang untuk toko fisik dengan online, dan sebagainya,” ujar Grace.

Jadi ketika berhitung berapa barang yang keluar, apakah perlu supply lagi, itu semua terpantau dengan baik dengan tata kelola gudang yang baik.”

4. Iklan

Poin terakhir adalah exposure atau iklan gencar dari e-commerce atau marketplace kepada publik.

Menurut para penjual, iklan Shopee di media elektronik televisi, media luar ruang, atau media sosial juga merupakan bentuk dukungan konkret untuk meningkatkan penjualan.

Mereka beranggapan, semakin banyak iklan Shopee yang beredar maka kesadaran masyarakat otomatis semakin tinggi.

Calon konsumen potensial pun akan datang untuk melihat dan berbelanja di toko-toko online yang ada di Shopee.

Dengan dukungan empat hal di atas, kolaborasi antara penjual dan marketplace bisa terjalin secara baik dan saling menguntungkan.

Sejatinya, e-commerce atau online marketplace ideal adalah yang bisa tumbuh dan berkembang bersama penjual, serta mampu memberikan solusi terbaik agar menciptakan sinergi yang seimbang dan berkelanjutan sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Penulis : Elva-Rini

Sumber : Kompas TV


TERBARU