Kompas TV advertorial

Lawatan Delegasi B20 Ke Singapura, Perkuat Kerjasama Regional Menuju Pemulihan Ekonomi Global

Kompas.tv - 19 Juni 2022, 15:03 WIB
lawatan-delegasi-b20-ke-singapura-perkuat-kerjasama-regional-menuju-pemulihan-ekonomi-global
Pertemuan Arsjad Rasjid (tengah) dengan ketua Singapore Economic Development Board (kedua dari kiri) (Sumber: Dok. Kadin)
Penulis : Adv Team

KOMPAS.TV – Delegasi B20 Indonesia melakukan lawatan ke Singapura tanggal 13–14 Mei 2022 dengan sejumlah agenda utama.

Agenda tersebut antara lain meningkatkan kerja sama bisnis dan perdagangan dua negara serta menjajaki peluang kerja sama ekonomi dengan komunitas bisnis negara tersebut.

Mengidentifikasi key partners potensial bagi proyek investasi di Indonesia yang sejalan dengan agenda G20 juga masuk agenda.

Kunjungan ini juga dimaksudkan untuk mempromosikan agenda prioritas Presidensi B20 Indonesia serta mengundang kalangan bisnis Singapura menghadiri B20 Summit November mendatang di Bali.

Baca Juga: B20 Indonesia Dorong Pemberdayaan Gender dalam Perdagangan Internasional

Dalam kunjungan tersebut, Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid dan Chair B20 Indonesia Shinta Kamdani menjadi pembicara dalam acara Indonesia-Singapore Business Forum (ISBF).

Isu yang dibahas mengenai energi terbarukan dan digitalisasi yang menjadi salah satu agenda penting B20 Indonesia.

Menurut Arsjad, kedatangan ini merupakan upaya meninjau kembali serta memperbaharui hubungan Indonesia dengan Singapura, khususnya dalam bidang ekonomi, bisnis dan perdagangan. 

"Indonesia dan Singapura membahas lebih lanjut mengenai upaya pemulihan ekonomi dan apa yang bisa kita lakukan bersama dalam tataran kerjasama ASEAN, melalui B20 selaku business engagement negara-negara G20," kata Arsjad, Rabu (14/06/2022).

Baca Juga: Dorong Realisasi Pasar Karbon, B20 Indonesia Gandeng ICDX

Singapura diundang untuk hadir dalam pertemuan G20 dikarenakan kontribusi ekonominya yang signifikan di tingkat regional maupun global. Pelaku usaha Singapura diharapkan turut andil dalam transformasi ekonomi dunia.

Lawatan yang merupakan bagian Roadshow B20 diharapkan menjadi fondasi krusial pencapaian agenda B20, dengan meningkatkan partisipasi pemimpin bisnis Singapura untuk bersama-sama melakukan upaya transformasi dan pemulihan ekonomi.

Hubungan erat Indonesia–Singapura dinilai akan memberi kontribusi perihal cross-countries networking serta knowledge sharing opportunities, khususnya dalam menyiapkan masukan untuk legacy program yang bermanfaat bagi pemulihan ekonomi negara-negara G20.

Shinta Kamdani mengatakan, Kadin Indonesia dipercaya pemerintah menjadi penyelenggara B20 yang tidak hanya terbatas pada negara-negara anggota G20.

Kadin Indonesia juga mengundang komunitas bisnis Singapura untuk ambil bagian pada B20 Summit di Bali.

"Penyelenggaraan B20 tahun ini perlu dimanfaatkan Indonesia untuk menyuarakan kepentingan negara berkembang ke tataran global, seperti tantangan digital and financial inclusion, dukungan terhadap UMKM, hingga akses insfrastruktur mendasar dan terjangkau," ujar Shinta.

Baca Juga: Promosikan Forum B20, Kadin Indonesia Lakukan Tur Eropa

Secara spesifik, rekomendasi kebijakan yang diarahkan Indonesia selaku pemegang Presidensi B20 harus mampu memberikan legacy bagi masa depan pembangunan dan pemulihan ekonomi Indonesia.

Kerja sama bisnis dan ekonomi dengan Singapura memiliki peranan strategis karena Singapura sebagai negara maju di kawasan Asia Tenggara memiliki kemampuan mumpuni perihal inovasi teknologi dan modal.

Banyak perusahaan Singapura unggul dalam hal pemanfaatan transformasi digital, pengembangan sumber daya manusia, dan penggunaan energi yang efisien.

Karena itu, partisipasi pebisnis Singapura diharapkan akan menghasilkan output B20 yang lebih berdampak dan konkret khususnya bagi pemulihan ekonomi di kawasan dan Asia Pasifik.

Di sisi lain, Indonesia memiliki pekerja ahli, bonus demografis pekerja usia produktif, sekaligus negara yang kaya akan sumber energi terbarukan.

Hal ini merupakan potensi kerjasama regional yang tidak hanya menguntungkan kedua negara, tetapi juga mampu melakukan akselerasi pertumbuhan ekonomi global pascapandemi di tengah transisi dunia menuju ekonomi hijau.

Saat ini Indonesia tidak hanya dipercaya sebagai Presidensi G20-B20, tetapi tahun depan juga akan
menjadi Ketua KTT ASEAN.

"Hal ini memperlihatkan bagaimana kepemimpinan Indonesia sudah kian diperhitungkan dalam upaya mempercepat pemulihan ekonomi kawasan dan global," sambung Shinta.

Shinta menambahkan, peranan strategis Indonesia ini akan semakin solid jika disertai dengan dukungan dan sinergi dari pelaku usaha Singapura dan Indonesia.
Presidensi yang dipegang Indonesia sebagai emerging-developing countries pertama yang mengemban Presidensi G20-B20 ini bukan hanya tonggak sejarah bagi peran strategis Indonesia dalam pemulihan ekonomi global pascapandemi.

Namun, hal tersebut juga menjadi platform penting mempercepat pertumbuhan ekonomi regional sekaligus berperan menjembatani kepentingan negara berkembang dan negara maju.

Sejumlah agenda pertemuan yang dilakukan di Singapura membahas agenda penting yang yang menjadi prioritas Presidensi G20 - B20.

Pembahasan yang dimaksud seperti renewable energy, digitalisasi, transformasi digital, dan arsitektur
kesehatan dunia yang menjadi dasar penting bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Salah satunya adalah dengan Singapore Business Federations yang merupakan representasi komunitas bisnis Singapura di G20 dan mewakili lebih dari 27 ribu perusahaan lokal dan asing Singapura di sektor bisnis, perdagangan, dan industri.

Baca Juga: Roadshow ke Eropa, KADIN Sebut Investor Eropa Tertarik untuk Tanam Modal di Indonesia

Agenda pembahasan ini terkait potensi peningkatan kerja sama pascapandemi dengan perusahaan Indonesia yang bergerak di sektor prioritas seperti manufaktur, infrastruktur, ekonomi digital
hingga layanan berbasis konsumen.

Potensi tersebut diyakini akan mempercepat pemulihan ekonomi dunia yang menjadi agenda utama G20 melalui B20 selaku business outreach.

Singapura dan Indonesia juga memiliki potensi besar untuk memperkuat kerja sama teknologi.

Pasalnya, banyak perusahaan teknologi Singapura-Indonesia yang sudah berstatus Unicorn dan Decacron dengan valuasi jutaan dolar.

Asia Tenggara, melalui kerjasama Singapura-Indonesia sebagai poros utama, bisa menjadi pusat pertumbuhan industri teknologi.

Melalui revolusi industri 4.0 dan adopsi teknologi yang saat ini menjadi prioritas dunia, potensi kerja sama kedua negara dinilai mampu mempercepat transformasi digital kawasan Asia Tenggara.

Arsjad menegaskan, digitalisasi tengah menjadi tren ekonomi dunia serta menjadi agenda B20.

Menurut Arsjad, Indonesia saat ini fokus membangun infrastruktur digital, mengembangkan kapasitas UMKM untuk mampu melakukan penetrasi pasar dalam rantai pasok dunia melalui adopsi teknologi digital.

"Karena itu, hubungan kedua negara sangat bermanfaat untuk tujuan tersebut," jelas Arsjad.

Dalam lawatan ini, rombongan juga melakukan pertemuan dengan Enterprise Singapore, Singapore Indian Chamber of Commerce and Industry (SICCI), Singapore Chinese Chamber of Commerce and Industry (SCCCI), ICONIQ Capital serta Singapore Economic Development Board (EDB).

Seluruh kunjungan ini bertujuan membangun fondasi yang penting untuk kembali memperkuat hubungan bilateral Singapura dan Indonesia.

Selain itu, kunjungan juga diharapkan untuk mengajak lebih banyak komunitas bisnis Singapura terlibat dalam kerja besar B20 dalam upaya mencapai pemulihan ekonomi global yang berkelanjutan melalui percepatan pertumbuhan negara-negara regional.

Sebagai investor terbesar di Indonesia, Singapura tentunya memainkan peran penting sebagai jembatan dalam membangun kepercayaan dunia usaha atas potensi investasi Indonesia.

Di dalam rangkaian B20 Summit November mendatang, Indonesia akan menawarkan beberapa pipeline projects yang sejalan dengan agenda utama, antara lain sektor energi terbarukan dan eco-tourism.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x