Kompas TV religi agama

Tadarus Ramadan 2023 Maarif Institute: 2 Dekade Konsisten Rawat Pemikiran Buya Syafii

Kompas.tv - 10 April 2023, 05:05 WIB
tadarus-ramadan-2023-maarif-institute-2-dekade-konsisten-rawat-pemikiran-buya-syafii
Mensyukuri dua dekade, MAARIF Institute menggelar rangkaian acara tadarus ramadhan. Acara ini bertujuan untuk mensosialisasikan dan menebar pemikiran keislaman, kebangsaan dan kemanusiaan Buya Syafii Maarif, khususnya di kalangan generasi milennial di seluruh penjuru tanah air. (Sumber: Dok Maarif Institute)
Penulis : Deni Muliya | Editor : Hariyanto Kurniawan

Acara yang bertemakan, “Konsistensi MAARIF Institute dalam Merawat Pemikiran Buya Syafii” ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Abd. Rohim Ghazali (Direktur Eksekutif MAARIF Institute), Didi Rahmadi (UMSB), Nuraini (UIN Imam Bonjol, Padang) dengan dimoderatori Deri Rizal (UIN Mahmud Yunus, Batusangkar, Padang).

Direktur Eksekutif MAARIF Institute, Abd. Rohim Ghazali dalam pemaparannya mengatakan, pemikiran Buya Syafii masih sangat relevan dalam memotret kondisi bangsa saat ini.

Utamanya pemikiran kritis terkait dengan isu keislaman, kebangsaan, kemanusiaan, kebinekaan, dan keadilan sosial. 

“Semasa hidupnya, Buya Syafii selalu mengingatkan masyarakat untuk menyadari bahwa kondisi Indonesia yang beragam bisa rawan diprovokasi oleh kelompok yang memiliki kepentingan. Kondisi ini berpotensi memunculkan konflik di tengah isu politik identitas yang mulai bermunculan, apalagi jelang Pemilu 2024”, kata Rohim.

Menurut Rohim, kecintaan Buya pada Indonesia bukan hanya harga mati, melainkan suatu keharusan. 
“Beliau (Buya Syafii) ingin bangsa Indonesia tetap utuh sampai satu hari menjelang kiamat,” tuturnya.

Nuraini, alumni SKK MAARIF Institute yang menjadi pemateri memaparkan, bahwa Buya Syafii merupakan tokoh Intelektual Muslim yang pemikiran-pemikirannya senantiasa berlandaskan kepada semangat moral agama. 

Pemikirannya tentang keagamaan mampu menjadi petunjuk moral bagi setiap masyarakat Indonesia dalam membangun kesatuan dan persatuan bangsa ini, jika diterapkan dengan benar dan adil atas nama kemanusiaan. 

“Semangat Buya dan perjalanan intelektual yang awalnya begitu menggebu-gebu ingin mendirikan negara Islam hingga menjadi sosok tokoh pembela demokrasi dan pancasila sebagai sebuah bentuk ajaran moral bagi masyarakat Indonesia, ini harus menjadi cermin moral buat generasi selanjutnya," jelas Nuraini.

Hal yang sama dikatakan Didi Rahmadi, bahwa ketokohan Buya Syafii sebagai kompas moral bangsa hingga hari ini belum tergantikan. 

Baca Juga: Seorang Dokter hingga Lembaga di Kaltim dan NTT Dianugerahi MAARIF Award 2022

Pesan moral Buya bahwa nilai-nilai keislaman harus mampu bergandengan erat dengan nilai-nilai keindonesiaan dan kemanusiaan yang adil dan beradab. 

Sehingga tercipta hubungan yang harmonis di tengah keragaman perlu dilanjutkan oleh generasi muda.


 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x