Kompas TV regional jawa tengah dan diy

Pengakuan Kades di Ngawi Bikin Video Dukungan Capres: Saya Ditelepon Petinggi AKD, Kalau Mau Aman...

Kompas.tv - 13 Februari 2024, 17:50 WIB
pengakuan-kades-di-ngawi-bikin-video-dukungan-capres-saya-ditelepon-petinggi-akd-kalau-mau-aman
Terlapor dugaan tidak netral Kepala Desa Sambiroto Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi, Sri Mulyono dimintai keterangan oleh Bawaslu Ngawi terkait pembuatan video dukungan kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo – Gibran. (Sumber: KOMPAS.COM/SUKOCO)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Gading Persada

NGAWI, KOMPAS.TV - Kepala Desa Sambiroto, Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Sri Mulyono, buka suara setelah dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu karena diduga membuat video dukungan untuk salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden tertentu.

Adalah Kelompok Warga Pemantau Netralitas ASN, TNI, dan Polri Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, yang melaporkan Sri Mulyono ke Bawaslu.

Sri Mulyono karena itu merasa perlu menjelaskan alasan dirinya membuat video dukungan untuk capres-cawapres tertentu.

Baca Juga: Beredar Buletin Digital Kapolri Listyo Sigit akan Menangkan Salah Satu Paslon, Ini Kata Mabes Polri

Menurut Sri Mulyono, pembuatan video dukungan itu dilakukan karena terpaksa. Sebab, Sri Mulyono mengaku mendapat tekanan dari petinggi Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Ngawi melalui sambungan telepon.

“Saya ditelepon oleh petinggi AKD, disuruh membuat video, intinya tidak aman saja. Kalau mau aman, saya disuruh membuat video itu,” kata Sri Mulyono saat dihubungi usai memberikan keterangan di Bawaslu Ngawi, Senin (12/2/2024).

Sri Mulyono menuturkan, narasi dalam video dukungan tersebut sudah dibuatkan oleh pihak asosiasi. Ia hanya tinggal mengikutinya saja.

Ia mengaku tahu bahwa apa yang dilakukannya itu merupakan pelanggaran terkait netralitas kepala desa.

Namun demikian, ia tidak bisa berbuat banyak karena mengaku takut terhadap ancaman sosok yang enggan dia sebutkan namanya itu.

“Waktu itu saya di kantor ada orang (perangkat desa) saya ajak. Dia mengatakan tidak aman buat saya,” ujar Sri Mulyono.



Sumber : Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x