Kompas TV regional politik

Surya Paloh: Lebih Baik Tidak Ada Pemilu jika Malah Menimbulkan Perpecahan

Kompas.tv - 28 Juni 2022, 13:44 WIB
surya-paloh-lebih-baik-tidak-ada-pemilu-jika-malah-menimbulkan-perpecahan
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (Sumber: Tangkapan layar Youtube Kompas TV)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Desy Afrianti

ACEH, KOMPAS.TV - Ketua Umum DPP Partai Nasional Demokrat atau NasDem Surya Paloh menegaskan lebih baik tidak ada pemilihan umum atau pemilu jika pesta demokrasi itu malah menimbulkan perpecahan bangsa Indonesia.

Demikian hal tersebut disampaikan oleh Surya Paloh dalam sambutannya ketika meresmikan Kantor DPW Partai NasDem Provinsi Aceh, di Banda Aceh. 

Baca Juga: Usai Bertemu Surya Paloh, Giliran AHY Sambangi Prabowo, Sinyal Demokrat Berkoalisi dengan Gerindra?

"Lebih baik tidak ada pemilu jika itu memberikan konsekuensi pada perpecahan bangsa ini," kata Surya Paloh di Banda Aceh melalui keterangannya yang dikutip pada Selasa (28/6/2022).

Surya menjelaskan pelaksanaan Pemilu Serentak 2024 telah dijadwalkan, sehingga proses tersebut harus diikuti karena merupakan amanah konstitusi.

Meskipun menjalankan amanah konstitusi, dia kembali mengingatkan bahwa tidak ada artinya kalau pemilu justru membuat bangsa ini terpecah.

Baca Juga: Pengakuan Surya Paloh Tak Ingin NasDem dan PDIP Renggang Gara-gara Usung Ganjar Jadi Capres

"Tapi, saya katakan sebagai Ketua Umum NasDem, untuk apa buat pemilu kalau bangsa ini harus terpecah?" ujarnya.


Menurut dia, pemilu harus dilaksanakan dengan syarat semua pihak yang terlibat menghormati perhelatan pesta demokrasi tersebut, yakni dengan menjaga keutuhan, serta merawat kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.

"Maka, kita perlu mengambil pelajaran dari pemilu sebelumnya agar kualitas pemilu ke depan ini jauh lebih baik dari apa yang sudah kita lalui," katanya.

Baca Juga: Surya Paloh ingin Pemilu 2024 Tidak ada Politik Polarisasi

Menurut Surya Paloh, harus diakui bahwa Pemilu 2019 meninggalkan kesedihan, kepedihan, dan luka di hati sebagian masyarakat Indonesia, bahkan menimbulkan trauma. 

Dia menyebut perpecahan terjadi tidak hanya di kalangan masyarakat, melainkan hingga di lingkungan keluarga.

Oleh karena itu, kata Paloh, semua pihak harus memetik pelajaran dari apa yang sudah terjadi sebelumnya.

Baca Juga: Saling Sindir Partai Sombong, Akankah Romantisme PDI-P dan Nasdem Berakhir di Pemilu 2024 Mendatang?

"Praktik polarisasi, pendiskreditan telah membawa ujaran yang tidak membesarkan hati, bahkan mengadu domba. Ini tidak boleh terulang," katanya.

Karena itu, dia meminta semua pihak agar dapat memiliki misi dan tanggung jawab serupa, baik partai maupun peserta pemilu legislatif harus mendorong pemilu lebih baik dan berkualitas, bukan merasa hebat atau paling benar sendiri.

"Posisi saat ini yang dibutuhkan bangsa, kelompok manapun itu, buang. Mari bersama membangun Indonesia," ujarnya.

Baca Juga: Rantai Pasok Pangan Terganggu, Presiden Minta Dukungan Negara G7 Fasilitasi Ekspor Gandum Ukraina

 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x