Kompas TV regional peristiwa

Terima Surat dari Mendiang Helmud Hontong, Kementerian ESDM Bakal Evaluasi Izin Tambang Emas Sangihe

Kompas.tv - 13 Juni 2021, 18:38 WIB
terima-surat-dari-mendiang-helmud-hontong-kementerian-esdm-bakal-evaluasi-izin-tambang-emas-sangihe
Lokasi proyek tambang emas Sangihe yang digarap PT Tambang Mas Sangihe. (Sumber: Baru Gold Corp via Kompas.com)
Penulis : Gading Persada | Editor : Hariyanto Kurniawan

Seperti diberitakan KompasTV sebelumnya, nama Wakil Bupati Sangihe Helmud Hontong tengah ramai dibicarakan di media sosial. Politikus Partai Golkar tersebut diketahui meninggal saat perjalanan pulang dari Bali menuju Manado via Makassar, Rabu (9/6/2021) lalu.

Pasangan dari Bupati Sangihe, Jabes Gaghana itu diketahui sempat mengirim surat permohonan pembatalan izin operasi pertambangan emas di wilayahnya sebelum diberitakan meninggal dunia.

"Iya Pak Wakil Bupati memang bikin surat (tolak tambang)," kata Jabes seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (10/6/2021).

Baca Juga: Komnas HAM Dorong Polisi Usut Kematian Wabup Sangihe Agar Tak Timbulkan Spekulasi

Ia membenarkan, Helmud Hontong semasa hidup menolak akan adanya aktivitas pertambangan emas di Kabupaten Kepulauan Sangihe. "Almarhum memang menolak izin tambang, tapi saya belum melihat suratnya," ujarnya.

Melansir Kompas.com, PT TMS telah mengantongi izin operasi produksi hanya di lahan seluas 65,48 hektare. Lahan itu terletak di Kampung Binebas, Kecamatan Tabukan Selatan, dan Kampung Bowone, Kecamatan Tabukan Selatan Tengah.

Lokasi tambang di sisi tenggara Pulau Sangihe ini adalah hasil dari eksplorasi selama 2007-2013. Wilayah itu menyimpan sumber daya terunjuk sebesar 3,16 juta ton dengan kadar emas 1,13 gram per ton (g/t) dan perak 19,4 g/t.

Nantinya, penambangan dilakukan secara terbuka (open pit). Setiap tahun, komponen bijih emas yang akan dikeruk mencapai 904,471 ton dari 4 juta ton batuan.

Baca Juga: Aktivis Desak Polisi Usut Penyebab Kematian Wakil Bupati Sangihe di Pesawat yang Dinilai Tak Wajar

PT TMS adalah gabungan dari beberapa perusahaan Kanada dan Indonesia. Pemegang saham mayoritas (70 persen) adalah perusahaan Kanada, Sangihe Gold Corporation.

Tiga perusahaan Indonesia memegang sisanya, yaitu PT Sungai Balayan Sejati (10 persen), PT Sangihe Prima Mineral (11 persen), dan PT Sangihe Pratama Mineral (9 persen).

Direktur utama perusahaan itu adalah Terrence Kirk Filbert, sejak 2018. Ia pernah menjabat Managing Director Borneo Resource Investments Ltd, perusahaan pertambangan emas Amerika Serikat yang pernah beroperasi di Ratatotok, Minahasa Tenggara.

Ia juga pernah menjabat Managing Director Big Blue Resources Ltd yang menambang batubara di Kalimantan Tengah dan Timur.

Baca Juga: Muncul Spekulasi Penyebab Kematian Wakil Bupati Sangihe




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x