Kompas TV regional peristiwa

Cerita Istri Serda Guntur Kru Kapal KRI Nanggala-402, Suaminya Sempat Tak Ingin Berangkat Berlayar

Kompas.tv - 23 April 2021, 08:14 WIB
cerita-istri-serda-guntur-kru-kapal-kri-nanggala-402-suaminya-sempat-tak-ingin-berangkat-berlayar
Anggota TNI AL membawa prototipe sesaat Kapal Selam KRI Nanggala-402 saat merapat di Dermaga Madura Komando Armada RI Kawasan Timur di Surabaya, Senin (6/2/2012). Kedatangan KRI Nanggala setelah menjalani perbaikan di Korea Selatan disambut langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno dan anggota Komisi I DPR. (Sumber: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA)
Penulis : Tito Dirhantoro

SURABAYA, KOMPAS.TV - Pihak keluarga Serda Mes Guntur Ari Prasetyo, salah satu kru KRI Nanggala-402 tidak bisa menyembunyikan kecemasannya tatkala belum ditemukannya kapal selam itu hingga kini.

Keluarga dari salah satu kru kapal ini tengah menunggu kabar terbaru dari pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak sejak Rabu (21/4/2021), sekitar pukul 03.00 WITA.

Baca Juga: Ketua DPR Puan Maharani Soal Hilangnya KRI Nanggala 402: Faktor Usia Kapal atau Sebab Lainnya?

Seperti diketahui, Serda Guntur bersama keluarganya tinggal di Candi Lontar, Sambikerep, Surabaya.

Namun, ketika Serda Guntur bertugas, istrinya Berda Asmara memilih tinggal bersama orang tuanya di Jalan Pulo Tegalsari, Gang Sandiwara Surabaya nomor 8, Kelurahan Wonokromo.

Dilansir dari Surya.co.id, Berda yang ditemui di Pulo Tegalsari menceritakan kali terkahir ia bertemu suaminya pada Senin (19/4/2021) lalu.

Seperti biasanya, Serda Guntur selalu berpamitan kepada keluarga ketika hendak pergi berlayar. Ketika itu, kata Berda, suaminya meminta didoakan.

Baca Juga: Keluarga Awak Kapal KRI Nanggala 402 Masih Terus Menanti

"Saat itu, suami mengatakan mohon didoakan. Semoga lancar bertugas," kata Berda dikutip dari Surya.co.id pada Jumat (23/4/2021).

Usai berpamitan, Serda Guntur juga sempat melakukan panggilan video kepada Berda. Untuk kali kedua, Sersa Guntur menyatakan pamit berangkat berlayar.

"Sebelum berangkat, beliau menyampaikan 'saya pamit berangkat berlayar'. Kemudian, saya jawab iya, semoga cepat lancar," ucap perempuan 33 tahun ini.

Setelah berangkat, Berda mengatakan, biasanya suaminya selalu memberi kabar di sela-sela pelayarannya.

Baca Juga: Australia Tawarkan Bantuan Cari KRI Nanggala 402: Kami Berikan Apapun yang Kami Bisa

Namun, berbeda dengan pelayaran kali ini. Kata Berda, hingga saat ini suaminya tak juga memberikan kabar lagi kepadanya.

Hingga akhirnya kabar memgenai hilangnya kapal selam yang ditumpangi suaminya baru diketahui ibu satu anak itu pada Rabu (21/4/2021) petang.

"Saya tahu dari grup WhatsApp istri (kru) KRI Nanggala," ujarnya sembari menangis.

"Kemudian saya baca di internet (berita online). Ternyata, ramai."

Baca Juga: 5 KRI Bantu Cari Kapal Selam Nanggala 402

Berda mengatakan, pergi berlayar memang menjadi agenda rutin suaminya. Biasanya, tiap berangkat berlayar, biasanya paling lama sekitar 1 bulan.

Serda Guntur menjadi salah satu teknisi mesin senior Kapal Selam KRI Nanggala-402. Serda Guntur sejak memulai karier sebagai teknisi kapal.

"Suami saya mengawali karier sebagai teknisi kapal di atas permukaan. Kemudian, beliau ambil pendidikan untuk kapal selam," kata Berda.

Lebih lanjut, Berda mengatakan, sang suami sempat tidak ingin berangkat pada pelayaran kali ini. Namun, Serda Guntur tak memberi alasan pasti dirinya sempat tak ingin berangkat.

Baca Juga: Buntut KRI Nanggala 402 Hilang Kontak, Menhan Prabowo Janji Bakal Audit Alutsista Tiga Matra TNI

"Pada keberangkatannya awal pekan ini, sang suami saya sebenarnya sempat tak ingin berangkat," katanya tanpa menyebut alasannya.

Kini pihaknya berharap Kapal Selam Nanggala-402 segera ditemukan. Ia pun selalu memantau perkembangan terkini pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402 setiap saat.

"Kami tiap hari berdoa. Ini tadi kami baru saja istigasah bersama istri kru lainnya melalui virtual. Semoga kapal bisa ditemukan dan seluruh kru selamat," katanya.

Baca Juga: Pengamat: Pencarian KRI Nanggala 402 Terbatas Waktu Stok Oksigen




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x