Kompas TV regional peristiwa

Reaksi Bima Arya soal Kelalaian RSUD Bogor hingga Jenazah Pasien Corona Tertukar

Kompas.tv - 5 Januari 2021, 11:10 WIB
reaksi-bima-arya-soal-kelalaian-rsud-bogor-hingga-jenazah-pasien-corona-tertukar
Wali Kota Bogor Bima Arya. (Sumber: KOMPAS.COM)
Penulis : Fadhilah

BOGOR, KOMPAS.TV - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto angkat bicara menanggapi kasus tertukarnya jenazah pasien corona (Covid-19) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, Rabu (30/12/2020),.

Bima Arya mengaku telah melakukan evaluasi terhadap prosedur penanganan pasien Covid-19 di RSUD Bogor tersebut.

Dalam evaluasi tersebut, Bima meminta jangan sampai ada petugas piket yang kosong di rumah sakit.

Baca Juga: Jenazah Ibu Pasien Covid-19 Tertukar, Keluarga Kaget dan Berang Saat Peti Dibuka Ternyata Jasad Pria

Selain itu, Bima juga meminta agar setiap pasien Covid-19 yang meninggal harus langsung diberi identitas untuk mengantisipasi tertukarnya jenazah.

"Saya sudah evaluasi. Ruang perawatan apalagi ada jenazah harus ada petugas yang piket (berjaga)" ungkap Bima Arya dikutip dari Kompas.com.

Bima pun menyinggung soal tidak adanya petugas di hari kejadian yang berjaga di ruang pemusaran, tempat jenazah pasien Covid-19 disimpan.

Sehingga, kata Bima, tim forensik rumah sakit yang mendapat desakan dari pihak keluarga salah mengambil jenazah.

"Kenapa ini terjadi (tertukar jenazah), karena saat tim forensik datang untuk mengambil jenazah yang dimaksud tidak ada petugas yang jaga di ruangan itu sehingga mengambil jenazah orang lain," jelas Bima.

Atas peristiwa itu, lanjut Bima, pihak RSUD Kota Bogor sudah meminta maaf kepada pihak keluarga yang bersangkutan.

Ia juga meminta agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

"Solusinya adalah tidak memberikan ruang kosong ketika bertugas," sebutnya.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Tambah 3 RS Rujukan Pasien Covid-19

Jenazah Pasien Covid-19 Tertukar

Sebelumnya, keluarga DF, warga asal Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengalami peristiwa pahit pada Rabu (30/12/2020). 

Betapa tidak, jenazah sang ibu berinisial WT yang meninggal karena Covid-19, tertukar dengan jenazah seorang pria yang bukan anggota keluarganya.

DF mengungkapkan, peristiwa itu terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor, Jawa Barat, saat keluarga akan membawa jenazah sang ibu untuk dikebumikan.

DF menceritakan, ketika ibunda meninggal, pihak keluarga awalnya dilarang untuk melihat jenazah WT selama proses pemulasaraan di rumah sakit.

Keluarga pun pasrah dan harus menunggu selama 10 jam lamanya, hingga akhirnya peti jenazah siap dimasukkan ke dalam mobil ambulans.

Saat itu, kata DF, pihak keluarga terus mendesak agar pihak RSUD Kota Bogor mengizinkan jenazah sang ibu bisa dilihat terakhir kalinya.

Hal tersebut sekaligus untuk memastikan bahwa jenazah yang ada di dalam peti adalah ibunya.

Namun, setelah mendapat izin untuk melihat jenazah, alangkah kagetnya keluarga, ternyata jenazah yang ada di dalam peti bukanlah almarhum sang ibu.

Peristiwa tersebut sontak membuat keluarga DF syok dan berang. Sebab, pihak rumah sakit dianggap telah lalai menjalankan tugasnya.

Baca Juga: 22 Wisatawan Positif Corona Usai Rapid Test Antigen di Jalur Puncak Bogor, 2 Berasal dari WNA Arab

"Keluarga mau lihat, tapi enggak boleh alasan ini-itu, ini-itu. Kami enggak mau, kami tetap maksa. Enggak tahu kenapa hati ini enggak enak. Pas dibuka, itu ternyata jenazah cowok dan itu bukan keluarga dari kami," kata DF dikutip dari Kompas.com pada Senin (4/1/2021).

"Saya tanya ke petugas, 'Kamu bisa lihat enggak ini ada kumisnya?' Sampai keluarga marah-marah, sampai semua keluarga datang.”

Usai kejadian itu, DF melanjutkan, petugas rumah sakit langsung mencari keberadaan jenazah WT. Dua tim forensik lalu datang mengambil jenazah sang ibu, tetapi keluarga kembali harus menunggu lama.

Setelah itu, pihak rumah sakit memanggil DF untuk memastikan jasad ibunya sebelum dimasukkan ke dalam peti.

"Kami enggak mau jenazah mama saya langsung dipetikan. Saya mau lihat mukanya untuk memastikan. Kami sudah ketakutan duluan," tuturnya.

"Setelah itu, saya bilang enggak usah pakai peti langsung ambil dari ruangan. Ini makan waktu terlalu lama. Akhirnya mama saya diambil dari ruangan. Setelah itu dibawa ke forensik.”

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Tambah 3 RS Rujukan Pasien Covid-19

 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x