Kompas TV pendidikan sekolah

Mereka yang Mengeluh Soal Masuk Sekolah di NTT Pukul 05.30: Tak Ada Transportasi dan Biaya Bengkak

Kompas.tv - 2 Maret 2023, 11:41 WIB
mereka-yang-mengeluh-soal-masuk-sekolah-di-ntt-pukul-05-30-tak-ada-transportasi-dan-biaya-bengkak
Ilustrasi - Kebijakan jam sekolah masuk pukul 05.30 di Nusa Tenggara Timur (NTT) mengundang banyak polemik. (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Gading Persada

KUPANG, KOMPAS.TV – Belajar lebih pagi mulai pukul 05.30 pada sejumlah sekolah di Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah diterapkan sejak, Senin (27/2/2023) awal pekan ini. Kebijakan tersebut seiring sebagai tindaklanjut dari instruksi Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.

Sebenarnya, tak semua sekolah memberlakukan hal itu. Sebanyak 5 SMA negeri dan 5 SMK negeri di Kota Kupang yang memulai program tersebut. Peserta didik yang terlibat khusus kelas XII.

Kendati sudah digeser menjadi pukul jam 5.30 pagi yang semula diajukan pukul 05.00 pagi, tetap saja uji coba ini menuai pro dan kontra.

Banyak siswa mengaku kesulitan untuk beradaptasi bahkan ada pula yang datang terlambat karena masalah transportasi dan sebagainya.

Rambu, seorang siswa SMA di Kupang yang melakukan uji coba aturan mengaku sulit melaksanakan aturan ini karena tidak semua orang bisa bangun pagi.

“Apalagi rata-rata sekolah di Kota Kupang itu dimulai jam 7 atau jam 8 pagi,” ujarnya tim liputan Kompas TV.

Begitu pula yang diutarakan Virgi. Ia terbiasa bangun jam 5 pagi tapi untuk bangun lebih pagi lagi masih susah.

“Agak keberatan tapi gak bisa buat apa-apa,” kata Virgi.

Baca Juga: 2 Kebijakan Nyeleneh Gubernur NTT, Sekolah Jam 5 Pagi dan Jalan Kaki demi Kendalikan Inflasi Daerah

Kebijakan masuk sekolah 05.30 terburu-buru

Sementara itu hari masih gelap, tampak seorang siswa diantar ayahnya ke sekolah dengan mengendarai sepeda motor. Sejurus kemudian sang siswa buru-buru melompat dari sepeda motor saat berhenti dan langsung berlari masuk halaman sekolah.

Ia berlalu begitu saja tanpa salam, tanpa menyalami sang ayah yang mengantarnya. Ayahnya memandang ke arah remaja itu sambil menggelengkan kepala.

"Pemerintah model apa ini. Paksa anak harus belajar jam begini. Memangnya setelah tamat SMA mereka langsung jadi profesor kah? " teriaknya, sambil pergi, seperti dikutip dari Kompas.id.

Umpatan tak mengenakkan dari orangtua murid itu terjadi di gerbang SMA Negeri 1 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (1/3) kemarin, sekitar pukul 05.30 WIT.

Baca Juga: Saat Pemprov NTT Keukeuh Siswa Masuk Sekolah Pagi, Awalnya Jam Belajar 05.00 lalu jadi 05.30

Menurut laporan Kompas.id, demi keselamatan anak, orangtua harus mengantar anak mereka ke sekolah dengan kendaraan pribadi.

Pasalnya, belum ada angkutan kota yang beroperasi pada jam tersebut. Angkutan baru ada sekitar pukul 06.15 WIT.

Namun, tak semua keluarga punya kendaraan pribadi. Mereka harus menyewa ojek dengan tarif mahal.

Ada pula anak perempuan di SMAN 1 Kota Kupang yang terpaksa membawa motor sendiri tanpa pengawalan dari siapapun.

"Bapak saya sakit, ibu saya tidak bisa bawa motor, dan adik saya masih kecil, " kata seorang siswi sambil berlari ke lapangan upacara.

Jarak rumahnya ke sekolah itu sekitar 5 kilometer dengan melewati beberapa ruas jalan tanpa penerangan.

Diketahui,  di SMAN 1 Kota Kupang, dari 496 siswa yang tiba tepat waktu hanya 19 orang. Artinya, sebanyak 477 siswa atau 96,16 persen siswa terlambat.

"Saya pemalas. Ini pemaksaan. Kalau begini terus, saya pindah ke sekolah swasta, " ujar seorang siswa.

Baca Juga: Kebijakan Pemprov NTT Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi Dikritik, Orangtua Murid: Ini Menyengsarakan

Di luar gerbang, terdengar juga umpatan dari orangtua yang sangat kesal dengan kebijakan tersebut.

"Saya nelayan biasa mancing dini hari tetapi gara-gara sekolah jam begini saya harus antar anak ke sekolah. Sekarang siapa yang cari nafkah untuk keluarga saya?" ungkap Rauf (50), orangtua murid, dengan nada kesal.

Rumah Rauf di Tenau yang berjarak sekitar 9,5 kilometer dari SMAN 1 Kota Kupang. Selama ini, anak Rauf menggunakan angkutan kota dengan ratif pergi pulang tidak sampai Rp 10.000.

Jika menggunakan ojek, pergi pulang memerlukan ongkos Rp 60.000.

"Kami ambil uang dari mana, " ucapnya.


 



Sumber : Kompas TV, Kompas.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x