Kompas TV nasional politik

Rivalitas Prabowo dan Wiranto Dipicu Penculikan, Tertuang dalam Buku "Politik Huru-Hara Mei 1998"

Kompas.tv - 29 Februari 2024, 05:05 WIB
rivalitas-prabowo-dan-wiranto-dipicu-penculikan-tertuang-dalam-buku-politik-huru-hara-mei-1998
Buku Politik Hura Hara Mei 1998 Karya Fadli Zon (Sumber: Kompas TV/Iman Firdaus)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mendapat pangkat Jenderal Kehormatan dari Mabes TNI, hari ini Rabu (28/2/2024). Presiden Joko Widodo yang langsung menyematkan gelar kehormatan tersebut. 

Juru bicara Kementerian Pertahanan RI Dahnil Anzar mengatakan, penyematan pangkat jenderal kehormatan ke Prabowo Subianto didasarkan atas dedikasi dan kontribusi di bidang militer dan pertahanan.

“Pemberian jenderal penuh kepada Pak Prabowo didasarkan pada dedikasi dan kontribusi Pak Prabowo selama ini di dunia militer dan pertahanan,” kata Dahnil dalam keterangannya, Selasa (27/2/2024). 

Namun, pemberian gelar ini menimbulkan pro dan kontra. Kasus penculikan dan pemberhentiannya dari militer kembali diungkit.

Adalah Wiranto, yang pernah menjadi Menteri Pertahanan/Panglima TNI (dulu Panglima ABRI), yang langsung mengumumkan pemberhentian Prabowo dari militer.

Bahkan video pemberhentian Prabowo kembali viral di media sosial. Pemecatan Prabowo diumumkan langsung oleh Wiranto, pada Senin, 24 Agustus 1998, berdasarkan rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang diketuai KSAD Jenderal Subagyo Hadisiswoyo. Foto dan pernyataan Wiranto menghiasi  halaman depan banyak surat kabar saat itu.

Baca Juga: Sekjen PDIP: Pemberian Jenderal Kehormatan ke Prabowo Bertentangan dengan Fakta Reformasi

Semenjak itu, hubungan antara Wiranto dan Prabowo tampak tidak akur hingga Pilpres 2014 dan 2019 silam. Fadli Zon, politikus Partai Gerindra telah menerbitkan buku yang diberi judul "Politik Huru Hara Mei 1998" yang diterbitkan pertama kali April 2004. Dalam buku tersebut dikupas satu subbab "Rivalitas Wiranto dan Prabowo" (halaman 20).

Dalam subbab itu, dikisahkan karier militer Wiranto dan hubungannya dengan Prabowo. Disebutkan bahwa Wiranto adalah salah satu rising star di tubuh TNI setelah menjadi ajudan Presiden Soeharto.

Dari ajudan dia melesat menjadi Pandama Jaya pada 1994-1996, setahun berikutnya menjadi Panglima Kostrad, lalu KSAD pada 1998 dan dalam kabinet Pembangunan VII menjadi Menhan sekaligus Panglima ABRI. "Rivalitas Wiranto dan Prabowo menjadi pembicaraan kalangan elite khususnya elite tentara sejak awal 1998," demikian Fadli Zon menuliskan.

Rivalitas itu tampak makin meruncing setelah terjadi kasus penculikan terhadap sejumlah aktivis, yang rata-rata berusia muda kala itu.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x