Kompas TV nasional humaniora

Kenapa di Indonesia Tornado Disebut Puting Beliung? Begini Penjelasan BMKG

Kompas.tv - 22 Februari 2024, 16:54 WIB
kenapa-di-indonesia-tornado-disebut-puting-beliung-begini-penjelasan-bmkg
Bangunan milik PT Kahatex, di Jatinangor, Sumedang, hancur diterjang angin puting beliung, Rabu (21/2/2024). (Sumber: Tribun Jabar)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Gading Persada

"Istilah Tornado itu biasa dipakai di wilayah Amerika dan ketika intensitasnya meningkat lebih dahsyat dengan kecepatan angin hingga ratusan km/jam dengan dimensi yang sangat besar hingga puluhan kilometer maka dapat menimbulkan kerusakan yang luar biasa," jelas Guswanto dikutip dari laman resmi BMKG, Kamis (22/2).

"Sementara itu di Indonesia fenomena yang mirip tersebut diberikan istilah puting beliung dengan karakteristik kecepatan angin dan dampak yang relatif tidak sekuat tornado besar yang terjadi di wilayah Amerika," jelasnya lagi.

Maka dari itu, Guswanto pun mengimbau agar semua pihak menggunakan istilah yang lebih familiar di Indonesia sehingga tidak menimbulkan kehebohan di masyarakat.

Baca Juga: 379 Rumah Warga di Rancaekek Bandung Rusak Diterjang Puting Beliung

"Sehingga kami mengimbau bagi siapapun yang berkepentingan, untuk tidak menggunakan istilah yang dapat menimbulkan kehebohan di masyarakat, cukuplah dengan menggunakan istilah yang sudah familiar di masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat dapat memahaminya dengan lebih mudah," ucap Guswanto.

Berdasarkan data BNPB, jumlah peristiwa puting beliung yang tercatat di Indonesia sudah mencapai 11.456 kali, kedua tertinggi setelah banjir yang mencapai 14.235 kejadian. 

Fenomena cuaca ekstrem ini menyebabkan 480 orang meninggal, 49 orang hilang, 4.008 terluka, dan 401.903 mengungsi.

Khusus untuk wilayah Bandung, BMKG mencatat, fenomena puting beliung telah terjadi beberapa kali.

Pada tanggal 05 Juni 2023 lalu, puting beliung terjadi di Desa Bojongmalaka, Desa Rancamanyar, dan Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah-Bandung.

Fenomena tersebut mengakibatkan kerusakan pada bangunan rumah warga dimana sebanyak 110 rumah rusak di Bojongmalaka, 20 rumah rusak di Kelurahan Andir, dan 11 rumah rusak di Rancamayar. 

Masih di tahun 2023, puting beliung juga terjadi di wilayah Bandung pada bulan Oktober di Banjaran serta bulan Desember di Ciparay yang menimbulkan beberapa kerusakan seperti bangunan rusak dan pohon tumbang.

Pada tanggal 18 Februari 2024, puting beliung terjadi juga di Parongpong, Bandung Barat. 

Baca Juga: Bey Machmudin: Tak Ada Korban Jiwa akibat Puting Beliung, Korban Luka Ditanggung Pemerintah


 




Sumber : Kompas TV, Kompas.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x