Kompas TV nasional politik

Saat TKN-Jubir Kompak Bantah Kabar Prabowo Korupsi Pembelian Pesawat Tempur dari Qatar: Itu Hoaks

Kompas.tv - 11 Februari 2024, 08:20 WIB
saat-tkn-jubir-kompak-bantah-kabar-prabowo-korupsi-pembelian-pesawat-tempur-dari-qatar-itu-hoaks
Calon presiden nomor urut 2 yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat tiba di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). TKN dan Jubir Menhan Prabowo kompak memabatah kabara dugaan korupsi pesawat jet tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar yang menyeret nama Prabowo. (Sumber: KOMPAS/AGUS SUSANTO)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Juru Bicara (Jubir) Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak buka suara soal kabar mengenai dugaan korupsi pesawat jet tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar yang menyeret nama calon presiden (capres) nomor urut dua itu.

Sebagai informasi, kabar tersebut dihembuskan pertama kali oleh media asing Meta Nex dalam artikel berjudul "Indonesia Prabowo Subianto EU Corruption Investigation".

Dahnil pun menegaskan hal itu merupakan kabar bohong atau hoaks. Pasalnya, tidak ada pembelian jet tempur Mirage tersebut.

"Pertama saya ingin masuk ke substansi pertama ini adalah hoaks dan fitnah," kata Dahnil di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, Sabtu (10/2/2024).

"Tidak ada pembelian Pesawat Mirage walaupun itu pernah direncanakan, tapi sudah dibatalkan. Jadi secara konten semua yang disampaikan itu jelas fitnah," ungkap Dahnil.

Lebih lanjut, ia pun menduga pemberitaan tersebut diciptakan pihak tertentu di hari menjelang pencoblosan Piplres 2024 pada 14 Februari pekan depan, untuk memberi dampak negatif kepada Prabowo yang juga merupakan salah satu capres tersebut.

"Sumber berita ini kan muncul dari salah satu situs MSN. Konten MSN ini kontennya agregator Microsoft dan ambil dari Metanext. Kalau dicek ke Metanext berita itu tidak ada sama sekali," ucapnya.

"Dari sisi teknis jelas ini juga diciptakan orang orang tertentu untuk tebar fitnah bagi Prabowo-Gibran terkait dengan pemilihan yang tinggal beberapa hari ke depan," jelasnya.

Hal senada disampaikan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani. Ia menegaskan berita tersebut merupakan hoaks.

Baca Juga: Komisi I DPR Kritik Prabowo Beli Pesawat Tempur Mirage 2000 Bekas dari Qatar

Ia mengaku telah mengecek kabar itu ke perwakilan RI di Washington, Amerika Serikat (AS) maupun Kedubes AS di Indonesia.

"Saya cek langsung baik yang di Washington DC maupun di kedutaan besar Amerika-Indonesia tidak pernah ada permintaan itu sama sekali. Dari ini juga menambah bukti bukti bahwa perintah itu adalah berita yang palsu, berita hoaks," sambung Rosan di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, Sabtu (10/2).

Ia juga mengatakan tidak ada permintaan The Group of States Against Corruption (GRECO) atau Komisi Antikorupsi Uni Eropa kepada pemerintah AS untuk bekerja sama mengsut dugaan korupsi pembeilan jet Mirage tersebut.

"Kemudian mereka melakukan pengecekan dan kembali ke saya beberapa jam kemudian dengan mengatakan tidak pernah ada permintaan dari pihak yang namanya Greco mengenai hal asistensi ataupun meminta kerja sama pemerintah Amerika Serikat dalam rangka hal yang dituduhkan yang namanya pembelian Mirage," tegasnya, dikutip Wartakota.tribunnews.com.

Sebelumnya, kabar dugaan korupsi itu tertulis dalam artikel bertajuk "Indonesia Prabowo Subianto EU Corruption Investigation" pada Jumat, 9 Februari 2024.

Dalam artikel itu disebutkan adanya kesepakatan dengan Qatar untuk pembelian 12 jet tempur Mirage bekas senilai US$792 juta atau setara sekitar Rp12,4 triliun, atau dengan harga US$ 66 juta setiap jet.

GRECO pun disebut sedang menyelidiki skandal ini. Mereka disebut mengajukan permohonan tindakan kepada Kedutaan Besar AS.

Dokumen itu menyebutkan, terdapat dugaan yang perlu diinvestigasi, bersumber dari dokumen whistleblower dari Parlemen Eropa, bahwa jutaan dolar AS hasil pembelian jet tua itu mengalir kepada Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan.

Baca Juga: Jubir Prabowo Tanggapi Nyinyiran Soal Pembelian Mirage 2000-5 Bekas Rp 11,8 T Dinilai Terlalu Mahal.


 



 



Sumber : Kompas TV/wartakota.tribunnews.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x