Kompas TV nasional rumah pemilu

Budiman Sudjatmiko Ragu Kubu Paslon 01 dan 03 Bisa Bersatu: Seperti Minyak dan Air

Kompas.tv - 16 Januari 2024, 09:11 WIB
budiman-sudjatmiko-ragu-kubu-paslon-01-dan-03-bisa-bersatu-seperti-minyak-dan-air
Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Budiman Sudjatmiko, di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024). (Sumber: Fadel Prayoga/Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

MAGELANG, KOMPAS.TV – Budiman Sudjatmiko selaku Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, ragu kubu pasangan capres-cawapres, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, bisa bersatu. 

Pernyataan Budiman itu diungkapkan usai munculnya isu koalisi antara pasangan calon (paslon) nomor urut 1 dan 3 tersebut.

“Massa dari kelompok 1 dan 3 seperti minyak dan air. Sama-sama cair, tapi apakah bisa menyatu?” tuturnya usai konser Dewa 19 yang digagas kelompok Prabowo-Budiman (Prabu) di lapangan parkir Artos Mall Magelang, Jawa Tengah, Senin (15/1/2024) malam, dikutip Kompas.com.

Budiman yang merupakan mantan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), meragukan akar rumput masing-masing kubu bisa bersatu.

Baca Juga: KPU Tegaskan Format Debat Keempat Pilpres 2024 Tidak Berubah, Bakal Bekali LO dengan HT

“Mungkin elitenya bisa, sebagian massanya bisa. Saya ragu (akar rumput bersatu). Susah untuk penyatuan politik,” katanya.

Terlebih, lanjut dia, massa pendukung Ganjar-Mahfud lebih dekat dengan pendukung Prabowo-Gibran.

Baca Juga: Kata Budiman Sudjatmiko soal Tema Debat Ketiga: Makanan Sehari-hari Pak Prabowo

Bahkan, kata dia, jika para elite memaksakan untuk bersatu mengeroyok pasangan nomor urut 2, Prabowo-Gibran, massa mereka justru akan mengalihkan dukungan.

“Jadi, kalau elitenya (paslon 03) memaksakan diri (koalisi) dengan 01 hanya untuk mengeroyok 02, saya yakin rakyat justru akan meninggalkan (dukungan),” jelasnya.

Komentar Kubu Ganjar-Mahfud

Juru bicara Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Aryo Seno Bagaskoro, meluruskan kabar soal komunikasi dengan pihak Anies-Muhaimin yang dimaknai sebagai tanda koalisi jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran.

Menurut Seno, komunikasi tersebut masih sebatas untuk menjaga Pilpres 2024 bersih dari intimidasi.

“Kalau mencermati dari apa yang disampaikan oleh Sekjen PDI Perjuangan Mas Hasto Kristiyanto sebenarnya konteks komunikasi secara umum itu kan dilakukan dengan banyak pihak,” kata Seno dalam dialog Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Senin (15/1/2024).

“Tapi dalam konteks ini, komunikasi itu dilakukan dalam rangka menghadapi Pilpres 2024 yang kemudian bebas intimidasi, bebas tekanan, bebas dari segala macam situasi yang berlawanan dengan prinsip demokrasi dan pemilu, dan itu dilakukan dalam bentuk hubungan antara tim hukum antara Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin.”

Komentar Jusuf Kalla

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang sudah menyatakan dukungan bagi pasangan Anies-Muhaimin, ikut mengomentari kabar koalisi tersebut.

JK menyebut tidak ada kawan dan lawan abadi dalam politik. Namun, ia mengatakan keputusan untuk berkoalisi ada di tangan para pimpinan partai.

“Dalam politik itu memang tidak ada lawan dan kawan abadi. Yang ada kepentingan untuk memajukan bangsa ini. Memenangkan pemilu dan sebagainya. Ya jadi memang harus bersama-sama, kebersamaan," kata JK usai menghadiri Dies Natalis ke-3 Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Senin (15/1/2024).

"Yang harus memutuskan itu bukan saya. Tapi idenya oke. Tapi para pimpinan partai (yang memutuskan). Berkoalisi kan pimpinan partai," lanjutnya.


 




Sumber : Kompas TV, Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x