Kompas TV nasional hukum

Kriminolog UI Nilai Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa Bisa Dicegah jika Polisi Respons Cepat KDRT Suami

Kompas.tv - 8 Desember 2023, 06:15 WIB
kriminolog-ui-nilai-pembunuhan-4-anak-di-jagakarsa-bisa-dicegah-jika-polisi-respons-cepat-kdrt-suami
Kriminolog UI Adrianus Meliala. Ia angkat berbicara terkait kasus pembunuhan empat anak di Jagakarsa, Jakarta Selatan yang diduga dilakukan ayahnya. (Sumber: Tangkapan layar KOMPAS TV)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Tim Satreskrim Mapolres Jakarta Selatan masih mendalami kasus kematian empat anak berinisial VA (6), S (4), Ar (3), dan As (1).

Keempat anak yang menjadi korban dugaan pembunuhan ditemukan tewas di dalam rumah kontrakan di wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (6/12/2023).

Ayah korban berinisal P yang juga mengalami luka, belum bisa dimintai keterangan lantaran masih menjalani perawatan di rumah sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. 

Belakangan muncul informasi ayah korban sempat ingin diperiksa di Polsek Jagakarsa pada Sabtu lalu, terkait dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilaporkan kakak perempuan sang istri.

Hasil autopsi di RS Polri tim dokter forensik tidak menemukan luka tusuk di empat jenazah korban. Namun didapatkan kecurigaan adanya lebam di daerah mulut dan hidung. 

Baca Juga: Polisi akan Periksa Ayah 4 Bocah di Jagakarsa atas Dugaan Pembunuhan

Guru Besar Kriminolog UI Adrianus Meliala menjelaskan jika melihat dari keterangan kepolisian mengenai hasil autopsi, fakta-fakta yang ditemukan sementara dan korban sangat sulit mengarahkan kasus tersebut adalah tindakan bunuh diri, tapi kasus pembunuhan. 

Kemudian jika melihat dari lingkungan sosial dari para korban, terduga pelaku dalam kasus dugaan pembunuhan ini masih punya hubungan dengan korban, secara langsung ataupun tidak. 

Menurutnya ada dua faktor yang membuat terduga pelaku yang masih punya keterikatan dengan korban melakukan kekejaman. 

Pertama adalah terduga pelaku memiliki sifat tempramen tinggi yang membuat kemarahan terpendam bisa muncul begitu saja. Kedua yakni punya kepribadian ganda. 

Kasus pembunuhan keluarga dengan pelaku berkepribadian ganda, pernah terjadi di beberapa negara dengan pola pembunuhan yang sangat rapih.

Baca Juga: Kasus 4 Bocah Tewas di Jagakarsa: Ayah Dirawat di RS Polri, Ibu Diduga Jadi Korban KDRT

"Pelaku berkepribadian ganda menjustifikasi mengapa ada orang tua yang mampu membunuh anak secara rapih seperti diperlihatkan dalam kasus ini," ujar Adrianus di program Kompas Petang KompasTV, Kamis (7/12/2023).

Adrianus menambahkan dugaan KDRT yang dilakukan suami bisa menjadi titik terang untuk membongkar kasus pembunuhan empat anak di Jagakarsa ini. 

Menurutnya biasanya dalam kekerasan rumah tangga, sang suami akan mencari objek yang lebih lemah atau tidak melawan. Seperti meninju dinding, melempar piring dan anak. 

Anak menjadi korban KDRT karena masuk dalam isu pertengkaran rumah tangga, dianggap membebani istri atau suami. Ketika istri tidak ada anak akan menjadi target kekerasan suami. 

Di sisi lain, Adrianus juga menilai kasus pembunuhan ini bisa saja tidak terjadi jika kepolisian merespons dengan baik laporan KDRT yang dilakukan suami.

Baca Juga: Sebelum 4 Jasad Anak Ditemukan di Jagakarsa, Ayah Korban Dilaporkan ke Polisi atas Dugaan KDRT

Ia menilai kepolisian bisa melihat keadaan sang suami di rumah. Jika terdapat indikasi terlapor dalam hal ini suami penuh amarah dan membahayakan anak tentu kejadian empat anak menjadi korban bisa dicegah.

"Jangan karena dipanggil tidak datang kemudian tidak ada respons sama sekali. Ketika kepolisian merespons dan datang melihat kondisi sang bapak tidak stabil dan membahayakan anak tentu tidak terjadi situasi ini. Ini pertanyaan untuk kepolisian mengapa bertindaknya begitu formil," ujar Andrianus. 


 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x