Kompas TV nasional peristiwa

Jangan Sampai Tertular, Ini Ciri-Ciri Daging yang Terkontaminasi Antraks

Kompas.tv - 9 Juli 2023, 18:11 WIB
jangan-sampai-tertular-ini-ciri-ciri-daging-yang-terkontaminasi-antraks
Ilustrasi. Kasus antraks menjadi sorotan usai penyakit ini memakan korban di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ini ciri-ciri daging yang terkontaminasi antraks. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Edy A. Putra

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Kasus antraks menjadi sorotan usai penyakit ini memakan korban di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

Antraks merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri zoonosis bernama Bacillus anthracis dan bisa menular dari hewan ke manusia.

Kemudian apa ciri-ciri daging hewan yang terjangkit penyakit antraks? 

Menurut dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), Nanung Danar Dono, daging yang terkontaminasi antraks biasanya berwarna agak kehitaman. 

Selain itu, antraks pada sapi juga bisa dilihat dari limpa yang berwarna gelap dan rapuh.

"Karena bakteri tadi berada di pembuluh darah, jadi sedikit merusak pembuluh darah di situ, sehingga menyebabkan daging gelap," kata Nanung, Minggu (9/7/2023). 

Baca Juga: Wabah Merebak, Peternak di Pasar Hewan Siyono Harjo Gunungkidul Tak Paham Ciri Antraks

"Kalau hewan mati karena antraks itu penampilan limpanya seperti terbakar, jadi gelap, rapuh dan seperti terbakar," jelas dia. 

"Itulah kenapa kalau ibadah kurban, dokter hewan ngecek itu dua organ, hati sama limpa. Hati untuk mengecek apakah ada cacing hatinya, limpa apakah ada antraksnya," sambungnya.

Nanung menegaskan hewan sakit dilarang untuk disembelih, khususnya hewan yang terinfeksi antraks. 

Ia menjelaskan antraks berbeda dari penyakit sapi lainnya, seperti penyakit mulut dan kuku (PMK). 

Meski bakteri antraks bisa mati ketika dimasak pada suhu 56 derajat, Nanung menyebutkan spora antraks masih bisa bertahan. 

Bahkan dalam sebuah studi di Afrika Selatan, spora bakteri antraks bisa bertahan hingga 250 tahun.

"Karena spora itu tahan panas dan disinfektan. Ketika hewan disembelih, darah keluar dan bakteri yang ada di darah tadi bertemu udara, maka akan membentuk spora," ujarnya. 

"Spora itu yang bisa ke mana-mana, bisa ikut aliran sungai, mengendap di tanah," lanjutnya, dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Brandu, Upaya Bantu Sesama yang Diduga Picu Penyebaran Antraks di Gunungkidul


 



Sumber : Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x