Kompas TV nasional rumah pemilu

Adian Napitupulu: Kalau Tren Anies Terus Turun, Jangan Salahkan Jokowi

Kompas.tv - 7 Juli 2023, 14:31 WIB
adian-napitupulu-kalau-tren-anies-terus-turun-jangan-salahkan-jokowi
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Adian Napitupulu ketika ditemui di Warung Komando, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (19/1/2020). (Sumber: (KOMPAS.com/Devina Halim))
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS TV - Politikus PDIP Adian Napitupulu mengatakan, bila nantinya tren bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan turun jangan salahkan dirinya dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Menurut dia, selama ini dalam sejumlah survei Anies selalu menempati peringkat ketiga, sehingga seharusnya itu menjadi pelajaran para tim suksesnya.

"Saya ini bukan peramal, bukan indigo. Kita melihat angka-angka, kalau kita bicara survei ya bicaa tren. Dari bulan ke bulan, tren Anies turun terus, kalau dia turun terus, itu bukan salah Adian dan Jokowi. Itu salah mereka dalam bekerja," kata Adian seperti dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV dalam acara Dua Arah, Jumat (7/7/2023).

Baca Juga: Pengamat Anies Bisa ke Ronde Final Capres Tergantung PKS dan Demokrat | Dua Arah

Ia menyebut, apabila nantinya Anies akhirnya tak bisa mengikuti pesta demokrasi nanti, maka jangan berburuk sangka kepada pemerintah. 

Bahkan, bila nantinya mereka menyalahkan pihak lain, dia mengibaratkan itu seperti pepatah buruk rupa cermin dibelah atau dibanting. 

Artinya, seseorang yang menyalahkan keadaannya yang buruk kepada orang lain, padahal kesalahannya sendirilah yang menyebabkan keadaannya.

"Kalau kemudian nanti cuma dua calon, lalu ada yang marah-marah, menurut saya itu buruk rupa cermin dibanting," katanya. 

"Kalau sudah turun, kita punya tiga calon, tren Anies turun terus, jauh selisihnya, antara dua lainnya. Kalau tipis, enggak soal. Kalau jauh pertanyaannya apakah akan ada orang yang mendukung pasti langsung akan kalah di putaran pertama?" ucapnya. 

Adian menjelaskan, untuk menjadi peserta dalam Pilpres 2024 tentu harus memiliki dukungan dana yang besar.   


"Kita bicara soal uang kebutuhan logistik. Ada 700-800 ribu TPS. Kalau itu dari mulai rekrutmen saksi, pelatihan saksi, uang saksi, makan saksi, habis Rp3 juta saja, itu habis Rp 2,1 triliun." 

Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan Bandara Ewer di Asmat, Papua Selatan

"Oke. Uangnya dari mana? Makanya KPU dengan PKPU membuka peluang untuk ada donatur kampanye. Orang boleh menyumbang, perusahaan boleh menyumbang. Kalau kemudian angka-angka itu misalkan kalah di putaran pertama?" kata Adian. 

"Apakah akan ada orang yang menyumbang kalah di putaran pertama? berdasarkan angka-angka. itu aja," katanya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x