Kompas TV nasional peristiwa

Satu Keluarga di Kalideres Meninggal Bergantian, Ini Alasan Jenazahnya Tidak Ada yang Dimakamkan

Kompas.tv - 10 Desember 2022, 05:31 WIB
satu-keluarga-di-kalideres-meninggal-bergantian-ini-alasan-jenazahnya-tidak-ada-yang-dimakamkan
Tim Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Mabes Polri melakukan olah tempat kejadian perkara kasus satu keluarga yang meninggal di Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (14/11/2022). (Sumber: KOMPAS TV)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Gading Persada

"Karena kondisi keuangan menipis, keberadaan mayat Rudiyanto membuat Budiyanto dan Dian sulit membuka ke keluarga," kata Reni.

Lebih lanjut, Reni mengatakan korban Budiyanto mempunyai kepribadian unik, kurang lebih sering iri hati, keras kepala, tingkah laku tidak lazim, suka hal-hal klenik dan punya guru spiritual.

“Yang bersangkutan punya strategi mencari alternatif pengobatan non medis dan berupaya memperbaiki ekonomi, namun gagal dan situasi berlanjut, keuangan habis, secara psikologi tidak berdaya,” ujar Reni.

"Keadaan tidak berdaya ini berpotensi memicu memperburuk fisik dan kesehatan. Budiyanto meninggal dalam situasi ketidakberdayaan, punya kepercayaan tidak lazim, tidak sesuai yang diharapkan.”

Adapun korban yang meninggal terakhir adalah Dian. Menurut Reni, Dian mempunyai kepribadian khas kerap menekan emosi negatif yang muncul dan punya ketergantungan dengan ibunya.

Baca Juga: Ibu dari Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Ternyata Sempat Konsumsi Obat Kanker Payudara

Menurut hasil investigasi tim psikolog, Dian punya karakter tidak bisa ambil keputusan karena pola asuh, susah cari solusi di tengah ketidakberdayaan.

"Ketiga orang keluarga meninggal dunia. Situasi ini melampaui kemampuan merespons secara adaptif, menghadapi kehilangan intens,” ucap Dian. 

“Tapi masih kelihatan dia melakukan perawatan ada beli makanan, bon-bon belanja makanan, rumah masih dibersihkan, cara tidur nyaman di samping ibunya. Dia meninggal secara wajar.”


 

Reni juga mengatakan cara kematian empat orang mengarah pada cara sama yaitu kematian wajar, tidak mengarah pada kecelakaan, bunuh diri atau pembunuhan.

"Keempatnya cara kematian mengarah pada cara natural bukan cara kematian yang lain. Dapat ditepis adanya paham apokaliptik atau VSED (Voluntarily Stopping Eating and Drinking/mogok makan dan minum secara suka rela)," ujarnya.

Baca Juga: Ini Perlengkapan Ritual yang Ditemukan Polisi di Rumah Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres

Tim forensik gabungan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah Sakit Bhayangkara pun menyatakan bahwa keempatnya meninggal karena sakit.

Atas dasar hasil pemeriksaan forensik, psikolog, dan hasil penyelidikan polisi di lapangan, penyidik Polda Metro Jaya menyatakan tidak ada unsur pidana dalam kejadian tersebut. Maka, kasus satu keluarga tewas di Kalideres itu dinyatakan dihentikan proses penyelidikannya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x