Kompas TV nasional peristiwa

BMKG Sebut Terjadi 122 Gempa Susulan di Cianjur, Kini Mulai Stabil

Kompas.tv - 22 November 2022, 08:38 WIB
bmkg-sebut-terjadi-122-gempa-susulan-di-cianjur-kini-mulai-stabil
Plt Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan salah satu faktor banyaknya korban jiwa dalam gempa bumi Cianjur, Senin (21/11/2022) lalu. (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Dian Nita | Editor : Desy Afrianti

BANDUNG, KOMPAS.TV - Plt Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan hingga Selasa (22/11/2022) pukul 07.30 WIB sudah terjadi 122 gempa susulan sejak gempa magnitudo 5,6 di Cianjur, Jawa Barat.

Daryono mengatakan, dari 122 gempa susulan, tercatat magnitudo yang paling besar 4,2 dan 1,5 untuk magnitudo terkecil.

Dalam hal ini, Daryono menjelaskan ada pertanda baik terlihat dari tren gempa susulan dengan magnitudo melemah.

Baca Juga: Korban Gempa Cianjur Perlu Bantuan Selimut, Perlengkapan Bayi, Obat hingga Popok Dewasa

"Hasil monitoring gempa susulan menunjukkan tren dengan magnitudo yang cenderung melemah dan menunjukkan frekuensi yang semakin jarang. Ini merupakan pertanda baik untuk kita semua bahwa tidak lama lagi kondisi akan stabil kembali," ujar Daryono dalam Breaking News Kompas TV, Selasa (22/11).

Terkait banyaknya rumah yang rusak dan korban jiwa, Daryono mengatakan bahwa gempa Cianjur kali ini merupakan jenis tektonik kerak dangkal.


Pihaknya menduga, gempa disebabkan oleh aktivitas sesar Cimandiri namun tidak di sesar utamanya namun pada titik sebelah barat.

Diketahui sesar ini memanjang dari muara Sungai Cimandiri di Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, lalu mengarah ke timur laut melewati Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Subang.

Menurut Daryono, ada beberapa faktor mengapa kerusakan akibat gempa Cianjur begitu signifikan, salah satunya karena kedalaman titik gempa yang dangkal.

Baca Juga: Kapasitas Terus Bertambah, Korban Gempa Cianjur di Rumah Sakit Darurat Butuh Fasilitas Sanitasi

"Jadi memang energi dari pusat yang dipancarkan dari pusat gempa ke permukaan tanah itu masih kuat," katanya.

Sayangnya, lanjut Daryono, bangunan atau rumah yang berada di permukaan tidak memiliki struktur bangunan yang tahan dan aman gempa.

"Memang banyak sekali rumah-rumah tembok yang dibangun tanpa mengindahkan struktur bangunan yang aman gempa," ucapnya.

Faktor selanjutnya, kata Daryono, yakni lokasi permukiman yang berada di tanah lunak.

Sebagai informasi, gempa bumi Caianjur mengakibatkan setidaknya 2.345 rumah rusak berat, 162 orang meninggal dan lebih dari 300 warga luka-luka.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x