Kompas TV nasional kriminal

Pakar Sosiologi Tak Yakin Satu Keluarga di Kalideres Tewas Bunuh Diri: Ini Masuk Kategori Pembunuhan

Kompas.tv - 17 November 2022, 05:45 WIB
pakar-sosiologi-tak-yakin-satu-keluarga-di-kalideres-tewas-bunuh-diri-ini-masuk-kategori-pembunuhan
Pakar sosiologi hukum Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah di program Kompas Malam KOMPAS TV, Rabu (16/11/2022). (Sumber: KOMPAS TV)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dugaan satu keluarga yang ditemukan tewas di Kalideres melakukan bunuh diri karena mengikuti keyakinan atau sekte tertentu yang menuntun untuk mengakhiri hidup, dinilai sangat jauh.

Hal itu diutarakan pakar Sosiologi Hukum Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah, Rabu (16/11/2022).

Trubus Rahadiansyah menjelaskan, dalam teori sosiologi, bunuh diri adalah tindakan yang bersifiat individu dan tidak dilakukan secara kolektif.

Korban juga disebutnya masih melakukan interaksi sosial dengan lingkungan, sehingga sulit untuk mengaitkan kematian satu keluarga ini dengan kasus bunuh diri. 

Menurut Trubus, kematian satu keluarga ini lebih masuk pada kasus pembunuhan. Bahkan, bisa dikategorikan dalam pembunuhan yang terencana.

Baca Juga: Polisi Pastikan Satu Keluarga yang Meninggal di Kalideres Bukan karena Kelaparan

"Memaksa seseorang untuk mati, ya masuk dalam (kategori) pembunuhan. Untuk tidak makan juga kategori pembunuhan," ujar Trubus di program Kompas Malam KOMPAS TV, Rabu (16/11/2022).

Trubus menjelaskan, dalam hipotesisnya, pembunuhan ini dilakukan oleh satu dari empat korban dengan motif harta kekayaan. 

Menurutnya, bisa saja salah satu korban memaksa korban lain untuk menyerahkan harta, namun mendapat penolakan.

Korban yang ingin menguasai harta ini kemudian tidak melayani korban hingga meninggal. Atau, bisa saja korban yang tak ingin hartanya dikuasai, memilih tidak makan hingga berujung pada kematian.

Baca Juga: Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Disebut Anut Sekte Apokaliptik, Ini Penjelasan Polisi

Agar jenazah tidak diketahui warga, terduga pelaku kemudian melakukan bunuh diri dengan tidak makan di lokasi yang sama.

Dugaan motif penguasaan harta ini dapat disandingkan dengan temuan kepolisian bahwa rumah dikunci dari dalam dan adanya perbedaan waktu kematian keempat korban. 

"Walau tidak ditemukan kekerasan dalam jenazah, tapi kekerasan sosial juga masuk kekerasan," ujar Trubus. 

"Jadi, pembunuhan bukan harus dicekik, atau menggunakan alat-alat. Disiksa secara sengaja juga masuk kategori dibunuh dengan modus yang sangat rapi dan terencana hingga tidak tampak dan sulit untuk dibuktikan adanya pembunuhan," sambung Trubus. 

Baca Juga: Kejanggalan Kasus Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Polisi Tak Temukan Tanda Kekerasan

Lebih lanjut, Trubus meyakini, dugaan-dugaan tersebut pastinya didalami oleh penyidik. Ia berharap kepolisian dapat secepatnya mengungkap kasus ini.

"Temuan-temuan ini bisa dirangkai, termasuk dari para saksi akan mengungkap faktor apa yang membuat terjadinya pembunuhan ini," ujar Trubus. 

Seperti diberitakan sebelumnya, penemuan keempat jenazah yang tewas secara misterius ini bermula dari kecurigaan warga akan bau busuk dari dalam rumah di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat.

Setelah kepolisian mendobrak rumah, ditemukan empat jenazah sudah mengering.


 

Keempat jenazah yang diketahui masih satu keluarga itu yakni suami berinisial RG (71), istri berinisial RM (66), anak berinisial DF (42), dan paman berinisial BG (68).

 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x