Kompas TV nasional kesehatan

Epidemiolog: Pelonggaran Aturan Penggunaan Masker Picu Peningkatan Kasus Covid-19 di Sejumlah Negara

Kompas.tv - 17 Mei 2022, 20:16 WIB
epidemiolog-pelonggaran-aturan-penggunaan-masker-picu-peningkatan-kasus-covid-19-di-sejumlah-negara
Epidemiolog Dicky Budiman menyebut pelonggaran penggunaan masker di sejumlah negara mendatangkan masalah tambahan berupa peningkatan kasus Covid-19. (Sumber: Tangkapan layar)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Edy A. Putra

Berkaitan dengan itu, ia berpesan agar hati-hati dalam melakukan pelonggaran aturan penggunaan masker.

Terlebih, harus dipahami bahwa berada di luar ruangan atau outdoor, tidak serta-merta membuat seseorang aman untuk tidak mengenakan masker. Sebab, hal itu berkaitan dengan densitas atau kepadatan, dan sirkulasi udara.

“Jadi, ada di luar ruangan tapi sirkulasi udaranya tidak baik. Kalau indikator sederhananya, jika di dagu terasa ada angin, berarti relatif baik. Tapi ada yang tidak, nah itu yang berbahaya atau berisiko.”

Baca Juga: Jokowi Sebut Masker Tetap Digunakan Bagi Lansia, Komorbid, dan Pengidap Batuk Pilek

“Saya melihatnya bahwa masalah masker ini masih sangat penting dan tidak bisa digeneralisasi,” imbuh Dicky.

Dia juga mengaku sepakat dengan pernyataan Presiden Jokowi bahwa masa transisi akan ditentukan dalam enam bulan ke depan.

Namun, sambungnya, tiap daerah tidak bisa disamaratakan. Karena itu, menurut dia, Presiden perlu merinci teknisnya sebagai panduan jajaran di bawahnya.

“Untuk memastikan tidak terbangun pengabaian, tidak menganggap bahwa ini sudah berakhir,” ucap Dicky.

Sebelumnya, pada Selasa, Presiden Jokowi mengumumkan pelonggaran aturan penggunaan masker dalam siaran di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi menyebut, yang menjadi pertimbangan pelonggaran tersebut karena saat ini penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia semakin terkendali.

“Pertama, pemerintah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pemakaian masker,” ujar Presiden Jokowi.

“Jika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan, atau di tempat terbuka yang tidak padat orang, maka diperbolehkan untuk tidak mengenakan masker,” jelasnya.

Namun, lanjut dia, untuk kegiatan di ruangan tertutup dan transportasi publik, tetap harus mengenakan masker.

Khusus pada masyarakat yang masuk kategori rentan, lansia, atau memiliki penyakit komorbid, ia menyarankan mereka untuk tetap mengenakan masker.

“Saya tetap menyarankan untuk menggunakan masker saat beraktivitas,” ucapnya.

“Demikian juga bagi masyarakat yang mengalami gejala batuk dan pilek, maka tetap harus menggunakan masker ketika melakukan aktivitas,” lanjut mantan gubernur DKI Jakarta itu.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x