Kompas TV nasional peristiwa

Fakta Pemuda di Makassar Tewas setelah Ditangkap: Misteri Luka Lebam di Tubuh, 8 Polisi Diperiksa

Kompas.tv - 17 Mei 2022, 09:28 WIB
fakta-pemuda-di-makassar-tewas-setelah-ditangkap-misteri-luka-lebam-di-tubuh-8-polisi-diperiksa
Ilustrasi. Fakta-fakta pria di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) Muhammad Arfandi Ardiansyah (18) yang tewas usai diringkus Sat Narkoba Polrestabes Makassar. (Sumber: Shutterstock.com)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pria di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) Muhammad Arfandi Ardiansyah (18),  tewas usai diringkus Sat Narkoba Polrestabes Makassar.

Kematian Arfandi menyisakan misteri, pasalnya terdapat sejumlah luka lebam pada sekujur tubuh korban.

Diketahui Arfandi ditangkap di Jl Rappokalling, Makassar pada Minggu (15/5/2022) dini hari karena diduga sebagai bandar narkoba.

"Tersangka (Arfandi) ditemukan membawa barang kurang lebih 2 gram sabu, uang, dan handphone," kata Kasat Narkoba Polrestabes Makassar, Kompol Doli M Tanjung, seperti dikutip dari Tribunnews, Selasa (17/5/2022).

Doli menjelaskan, hasil tes urine terhadap Arfandi juga dinyatakan positif narkoba.

Setelah ditangkap, dia mengatakan, Arfandi kemudian dibawa ke Posko Tim Narkoba untuk diinterogasi pengembangan.

Namun, lanjut Doli, saat dalam perjalanan ke posko, Arfandi sempat melakukan perlawanan dan saat melawan itulah dia mengalami sesak napas.

"Kami pengembangan, kendalanya pada saat itu dia (Arfandi) sesak napas kemudian langsung kita bawa ke dokkes," jelas Doli. 

Namun, pihak Dokkes Polda Sulsel menyatakan Arfandi meninggal dunia saat dalam perjalanan.

Baca Juga: Bunuh Janda yang Ingin Rujuk dengan Suaminya, Pria Ini Kabur ke Gunung Walat Menyamar Jadi Tarzan

Misteri Luka Lebam di Tubuh Arfandi

Beredar sebuah rekaman video yang menunjukkan kondisi jenazah Muhammad Arfandi Ardiansyah (18).

Dalam video tersebut terlihat ada beberapa luka lebam ataupun memar di wajah almarhum Arfandi, tepatnya pada area pipi dan jidat korban. Luka lebam juga terdapat di area tangan korban. 

Dikutip dari Kompas.com, Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Polisi Komang Suartana tidak menampik banyaknya luka memar lebam di tubuh Arfandi

Meski demikian pihak kepolisian belum dapat menjelaskan penyebab luka lebam tersebut. Luka itu, kata dia akan dijelaskan saat hasil Visum Dokpol Biddokkes Polda Sulsel sudah keluar.

"Nantilah kita ungkap hasil visum jenazah Arfandi dari Biddokkes Polda Sulsel," kata Komang.

8 polisi diperiksa Propam

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Polisi Komang Suartana mengungkapkan Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) telah memeriksa delapan anggota Satuan Narkoba Polrestabes Makassar terkait kejadian tersebut.

"Delapan orang anggota Satuan Narkoba Polrestabes Makassar yang diperiksa, seorang di antaranya perwira terkait meninggalnya Muh Arfandi Ardiansyah (18) setelah ditangkap kasus dugaan narkoba," ungkap Komang.

Baca Juga: Kronologi Gadis Cengkareng Dibunuh Istri Pacarnya, Pelaku Periksa HP Suami Terkuak akan Diceraikan

Saat ditanya delapan orang anggota yang diperiksa dinonaktifkan selama menjalani pemeriksaan Propam Polda Sulsel, Komang mengaku belum mengetahui pasti.

Dia hanya menegaskan, kebijakan penonaktifan anggota tersebut berada di pimpinan Polrestabes Makassar.

"Kalau dinonaktifkan anggota itu, saya belum tahu persis. Tapi tergantung dari Kapolrestabes Makassar, apakah kedelapan anggota itu dinonaktifkan selama pemeriksaan," kata Komang.

Keluarga duga Arfandi disiksa

Mukram, ayah Arfandi, menduga anaknya disiksa dan disetrum hingga meninggal setelah ditangkap polisi. 

Hal tersebut, disampaikan usai melihat jenazah anaknya yang penuh luka lebam.

"Setelah melihat mayat anak saya, luar biasa luka-lukanya di sekujur tubuh, babak belur. Telinga keluar darah, tangan patah dan bengkak. Begitu juga kedua kaki, bengkak bekas di pukul. Jadi saya lihat luka-lukanya, bukan saja dipukul, tapi juga disetrum," kata Mukram dikutip dari Kompas.com.  

Dia juga meragukan jika penyebab anaknya meninggal karena sesak napas. Pasalnya, selama ini Arfandi tidak pernah memiliki riwayat penyakit asma ataupun sesak napas. 

Pada kesempatan itu, Mukram juga membantah bahwa Arfandi merupakan bandar narkoba. Mengingat kata dia, ada saksi di lokasi penangkapan menyebutkan bahwa tidak ada barang bukti.

"Kenapa anak saya dikatakan bandar narkoba, sedangkan dia itu setiap hari di Pasar Sentral menjual pakaian," ujarnya.

"Saya heran juga, kenapa polisi tega menghabisi anak saya. Saya juga dikasih tahu sama polisi, katanya anakku positif narkoba setelah dites urine. Bisanya itu jenazah bisa keluarkan air kencing dan dites urinenya," tambahnya.

Baca Juga: Tangkap 13 Geng Motor di Makassar, Polisi Temukan Belasan Busur dan Anak Panah



Sumber : Kompas.com/Tribunnews


BERITA LAINNYA



Close Ads x