Kompas TV nasional update corona

Vaksin Merah Putih Eijkman Dekati Proses Uji Praklinis

Kompas.tv - 26 Januari 2022, 01:15 WIB
vaksin-merah-putih-eijkman-dekati-proses-uji-praklinis
Ilustrasi Vaksin Merah Putih yang diteliti oleh Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman sudah masuk tahap hilirisasi di mitra industri, PT Bio Farma, dan semakin mendekati proses praklinis dan klinis. (Sumber: pixabay.com/Torstensimon)
Penulis : Edy A. Putra | Editor : Deni Muliya

Dukungan secara menyeluruh dari berbagai pihak meliputi akademisi atau peneliti, pelaku industri dan pendukung lainnya, termasuk political will dari pemerintah juga diperlukan.

Andri mencontohkan pada pengembangan vaksin COVID-19 dari Oxford-Astrazeneca, berbagai institusi saling memberikan dukungan.

Berbagai institusi bekerja sama menghasilkan satu jenis vaksin yang mendapatkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) di awal.

“Kita harus memulai seperti itu, kepakaran dari berbagai bidang berkumpul dan bekerja sama untuk mewujudkan tujuan utama yaitu kemandirian produksi vaksin,” ujar dia.

Andri mengharapkan program Vaksin Merah Putih mewujudkan kemandirian vaksin dalam negeri.

"Harapan saya, dengan adanya program Vaksin Merah Putih ini bisa dijadikan momentum untuk mewujudkan kemandirian vaksin dalam negeri. Kita harus sudah mulai belajar memperbaiki hal-hal apa saja yang menjadi kendala pada proses pengembangan Vaksin Merah Putih ini," katanya.

Baca Juga: Vaksin Merah Putih Bakal Dirilis Juli, BPOM: Kebanggaan Anak Bangsa, Produksi Farmasi Sendiri

Sebelumnya Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko mengungkap alasan pengembangan vaksin di tanah air mengalami kendala.

Ia menyatakan, kendala tersebut berkaitan dengan pengalaman para peneliti di tanah air.

"Dalam konteks vaksin Merah Putih, problem utama pengembangan yaitu kita belum memiliki tim yang mengembangkan vaksin dari scratch (dari awal)," terang Laksana dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (24/01/2022).

"Semua tim bekerja keras mencoba-coba karena belum pernah ada (pengembangan)," lanjutnya.

Laksana mengungkapkan, kendala lain seperti belum adanya fasilitas uji berstandar Good Manufacturing Practices (GMP) dan tempat untuk melakukan uji praklinis yakni fasilitas animal biosafety level-3.




Sumber : Kompas TV/Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x