Kompas TV nasional kesehatan

Rencana Vaksin Booster Jalan Terus, ITAGI: Vaksinasi Primer Tetap Jadi Prioritas

Kompas.tv - 11 Januari 2022, 10:02 WIB
rencana-vaksin-booster-jalan-terus-itagi-vaksinasi-primer-tetap-jadi-prioritas
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. ITAGI menegaskan vaksinasi primer tetap menjadi prioritas utama pemerintah di tengah rencana pemberian vaksin booster.  (Sumber: Kompastv/Ant)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - Anggota Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Soedjatmiko menegaskan vaksinasi primer (dosis pertama dan kedua) tetap menjadi prioritas pemerintah.

Pernyataan ini disampaikan Soedjatmiko untuk menjawab kekhawatiran sejumlah pihak terkait rencana pemberian vaksin dosis ketiga atau booster untuk masyarakat umum mulai besok, Rabu (12/1/2022). 

Di mana pemberian vaksin booster terlebih jika berbayar, ditakutkan bakal membuat masyarakat atau kelompok rentan yang belum mendapat perlindungan dari vaksin akan terabaikan. 

"Vaksinasi primer tetap menjadi prioritas utama. Dan vaksin booster hanya diperuntukkan bagi mereka yang beresiko tinggi dan sudah lebih dari 6 bulan vaksinasi primernya," kata Soedjatmiko dalam program Sapa Indonesia Pagi, KOMPAS TV, Selasa (11/1). 

Soedjatmiko menjelaskan, program vaksinasi booster akan berjalan paralel di semua provinsi di Tanah Air.

"Jadi kita pararel, yang di daerah dengan cakupan vaksinasi masih rendah itu digarap atau tetap berjalan," ujarnya. 

Baca Juga: BPOM Resmi Izinkan Lima Jenis Vaksin Covid-19 Ini untuk Booster

Anggota ITAGI Soedjatmiko di program Sapa Indonesia Pagi, KOMPAS TV, Selasa (11/1/2021). (Sumber: Kompas TV)

Sementara sasaran vaksinasi booster adalah kabupaten/kota dengan kriteria capaian vaksinasi primernya atau dosis pertama dan keduanya sudah tinggi. 

Diketahui, direncanakan vaksin booster diberikan kepada kabupaten/kota yang sudah mencapai vaksinasi dosis pertama sebanyak 70% dan 60% dosis kedua.

"Sehingga dengan strategi seperti itu, tidak akan timbul ketimpangan," tegasnya. 

Di sisi lain, Soedjatmiko menekankan bahwa pemberian vaksin booster ini tidak hanya untuk menghadapi varian Omicron, tetapi juga semua varian Covid-19. 

Mengingat, menurut penuturannya, naiknya kasus Covid-19 di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh Omicron namun juga masih di dominasi oleh varian Delta. 

"Ini bukan hanya untuk hadapi Omicron tapi secara keseluruhan Covid-19. Kasus di Indonesia katakanlah sekarang naik, itu sebagian besar karena Delta dan Omicron," jelasnya. 

Baca Juga: Booster Vaksin Gratis Hanya untuk Lansia dan Peserta BPJS PBI, Ini Kriterianya

Seperti diberitakan sebelumnya, Lawan Covid-19 menilai rencana pemerintah soal pemberian vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster bukan langkah yang bijak, terlebih jika berbayar. 

Sebab, kebijakan ini diambil di tengah belum meratanya tingkat vaksinasi Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia.

Adanya vaksinasi booster ini, juga menimbulkan kesan bahwa kelompok- kelompok rentan seperti lansia, warga dengan penyakit penyerta, ibu hamil, masyarakat adat, difabel, dan lainnya belum menjadi prioritas pada program vaksinasi. 

"Dan terkesan kelompok-kelompok ini belum menjadi prioritas pada program vaksinasi, maka rencana pemberian vaksinasi booster barangkali bukan langkah yang bijak, terlebih jika berbayar," tegas Firdaus. 

"Karena itu akan menempatkan mereka yang belum mendapatkan vaksin sama sekali itu semakin rentan (terinfeksi Covid-19), bahkan menimbulkan risiko kematian," ujarnya. 

Baca Juga: Lapor Covid-19 Sebut Rencana Vaksin Booster Bukan Langkah yang Bijak, Ada Potensi Ketimpangan




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x