Kompas TV nasional peristiwa

BMKG Amerika Deteksi Cahaya di Laut Selatan Jawa, Ini Penjelasan Peneliti KKP

Kompas.tv - 8 September 2021, 21:07 WIB
bmkg-amerika-deteksi-cahaya-di-laut-selatan-jawa-ini-penjelasan-peneliti-kkp
Fenomena cahaya di laut selatan Jawa atau Milky Seas. (Sumber: Twitter/NOAASatellites)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Vyara Lestari

Samudera Hindia selatan Jawa adalah salah satu wilayah yang berpotensi memiliki nano plankton tersebut dalam jumlah banyak.

Akibatnya, Milky Seas dapat terjadi di laut selatan Jawa. Menurut Widodo, fenomena ini kemungkinan terjadi pada kurun waktu antara Juni hingga Oktober setiap tahunnya. 

Widodo mengatakan, Milky Seas terjadi tiap Juni-Oktober karena berkaitan dengan fenomena Upwelling atau naiknya massa air laut dari kedalaman ke lapisan laut yang lebih dangkal. 

Artinya, ketika massa air laut tersebut naik (upwelling), maka ada sejumlah zat hara yang ikut terangkat ke atas. 

"Di lapisan permukaan yang mendapatkan sinar matahari yang cukup, kemudian zat hara tersebut digunakan oleh fitoplankton untuk berfotosintesis menghasilkan karbon dan oksigen," ujar Widodo.

"Ketika zat haranya sangat banyak, maka semakin banyak pulalah fitoplankton berkembangbiak. Fitoplankton juga akan menarik zooplankton," imbuhnya. 

Perlu diketahui, ada banyak spesies fitoplankton dan zooplankton dengan ragam warna yang berbeda-beda. 

Baca Juga: Peringatan BMKG Akibat Perubahan Iklim, Bencana Badai hingga Hilangnya Es di Puncak Jaya

Ketika nano plankton itu berjumlah sangat banyak di area tertentu yang luas, maka laut akan nampak memiliki warna unik yang dikenal sebagai iluminasi warna. 

Iluminasi warna di dalam laut pada malam hari itu terjadi pula berkat bantuan gelombang panjang dari energi matahari (long wave solar radiation) yang dilepaskan oleh laut ke angkasa. 

Widodo mengatakan, lautan tropis di Indonesia akan menerima gelombang panjang dari energi matahari muncul saat siang hari antara pukul 6 pagi hingga 6 sore.

"Energi sinar matahari ini adalah suatu bentuk dari energi gelombang pendek atau sering disebut sebagai short wave solar radiation," ucap Widodo. 

Kemudian, air laut akan menyimpan energi matahari tersebut sementara. Energi baru akan terlepas kembali ke angkasa menjadi long wave solar radiation pada malam hari. 

Ia menambahkan, semakin asin atau semakin tinggi kadar garam dalam air laut, maka akan semakin tinggi dan lama energi matahari tersimpan.

Baca Juga: Ini Sebabnya Mengapa Paus Suka Menyemburkan Air

Pada malam hari nano plankton yang berada di kedalaman sekitar 10 meter akan melepaskan cahaya itu.

BIla nano plankton ini memiliki jumlah yang banyak di satu tempat, fenomena Milky Seas akan terlihat jelas.

Widodo menambahkan, walau muncul setiap tahun, Milky Seas atau fenomena cahaya di laut selatan Jawa ini belum tentu terjadi sepanjang Juni-Oktober.



Sumber : Kompas TV/Kompascom


BERITA LAINNYA



Close Ads x