Kompas TV nasional sosial

Jokowi Teken Aturan Investasi, Peneliti: Miras Lebih Berbahaya daripada Beberapa Narkoba

Kompas.tv - 1 Maret 2021, 18:57 WIB
jokowi-teken-aturan-investasi-peneliti-miras-lebih-berbahaya-daripada-beberapa-narkoba
Ilustrasi mabuk. Pro kontra muncul terkait aturan investasi miras. Berbagai penelitian menunjukkan hubungan miras dengan kekerasan. (Sumber: Pixabay)
Penulis : Ahmad Zuhad

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Widodo) telah meneken aturan perizinan investasi minuman keras atau miras. Peneliti sejauh ini menemukan, miras menyebabkan lebih banyak kekerasan daripada narkoba.

Stephen Bright, pakar adiksi Universitas Edith Cowan Australia dan Martin Williams, pakar kimia obat-obatan Universitas Monash Australia memperingatkan bahaya miras.

Baca Juga: Akan Mulai Dikirim 11-15 Maret, Berapa dan Untuk Apa Saja Kuota Belajar Kemendikbud?

“Sebagian besar kekerasan yang terkait dengan alkohol dan obat-obatan lain di Australia disebabkan oleh alkohol. 26% orang Australia melaporkan bahwa mereka telah terdampak oleh kekerasan terkait alkohol. Sementara 3,1% orang melaporkan bahwa mereka terdampak oleh kekerasan terkait obat-obatan terlarang,” tulis Bright dan Williams, mengutip The Conversation.

Keduanya juga menyoroti anggapan dalam masyarakat yang menganggap narkotika lebih berbahaya dari miras.

“Media lebih cenderung menghubungkan obat-obatan terlarang dengan kejahatan kekerasan, pelecehan seksual dan pembunuhan daripada alkohol. Ini terlepas dari satu penelitian yang menemukan 47% pembunuhan di Australia selama periode enam tahun terkait dengan alkohol,” tambah Bright dan Williams dalam artikel yang terbit pada 13 Februari 2017.

“Obat-obatan seperti MDMA [ekstasi] dan LSD memiliki potensi rendah menyebabkan kekerasan dibandingkan dengan alkohol,” tulis Bright dan Williams.

Perlu dicatat, keduanya mengaku tetap membutuhkan lebih banyak penelitian terkait ekstasi dan LSD.

Baca Juga: Kibarkan Perang Melawan Ghibah dan Hoax Vaksin Covid-19, Australia Bentuk Tim "Penghancur Mitos"

Pada Maret 2010, peneliti dari 14 negara Eropa bertemu membahas penelitian terkait hubungan miras dan kekerasan. Hasilnya, ada kaitan antara miras dan tindak kekerasan.

“Tiga laporan penelitian menunjukkan bahwa tingkat konsumsi [alkohol] populasi merupakan prediktor penting dari kematian terkait kekerasan, terutama dalam budaya dengan pola minum yang berorientasi untuk mabuk,” tulis tim peneliti.

Meski begitu, tim peneliti juga menyoroti bahwa hubungan miras dan perilaku kekerasan tidak sesederhana kelihatannya. Ada faktor-faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap perilaku kekerasan para peminum miras.

Faktor-faktor seperti gen, lingkungan, konteks sosial budaya, dan situasi saat minum juga berpengaruh pada tindak kekerasan.

Namun, tim peneliti juga mengakui, pengurangan konsumsi alkohol secara umum dapat mengurangi kekerasan secara tidak langsung.

“Studi-studi ini menunjukkan bahwa kebijakan mengurangi konsumsi per kapita masyarakat cenderung mengurangi kekerasan secara tidak langsung dan ini kemungkinan substansial,” tulis tim peneliti.

Tim peneliti juga mencatat bahwa konsumsi alkohol di tempat berizin dapat menjadi jalan mencegah kekerasan terkait alkohol. Ini berbeda bila alkohol dikonsumsi di luar lokasi penjualan.

Beberapa penelitian menunjukkan hubungan kuat antara minum di luar bar dengan tindak kekerasan.

“Makalah ini menyarankan perlunya fokus kebijakan yang lebih luas terhadap kekerasan terkait alkohol di tempat berlisensi dan ruang publik,” kata tim peneliti.

Baca Juga: Cari Fakta Hukum Korupsi BPJS Ketenagakerjaan, Kejagung Periksa Deputi Direktur Keuangan

WHO pernah menerbitkan laporan berjudul “Global Status Report on Alcohol and Health 2018”. Laporan itu mencatat, Indonesia memiliki tingkat alkoholisme dan ketergantungan alkohol yang lebih rendah dari Malaysia dan Myanmar.

Sementara, perbandingan dengan Singapura menunjukkan Indonesia memiliki tingkat alkoholisme lebih rendah, tetapi memiliki tingkat ketergantungan alkohol lebih tinggi.

Indonesia tercatat memiliki risiko terendah terkait berkurangnya harapan hidup karena alkohol dengan skor 1 dalam skala 1-5.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x