Kompas TV nasional update corona

Satgas Targetkan Indonesia Bebas Covid-19 17 Agustus, Epidemiolog: Ini Bom Waktu

Kompas.tv - 15 Februari 2021, 22:49 WIB
satgas-targetkan-indonesia-bebas-covid-19-17-agustus-epidemiolog-ini-bom-waktu
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menargetkan Indonesia bebas dari Covid-19 pada 17 Agustus 2021 (Sumber: covid19.go.id)
Penulis : Ahmad Zuhad

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyampaikan target Indonesia dapat bebas dari Covid-19 pada 17 Agustus 2021. Di sisi lain, pakar pandemi malah menyebut kondisi saat ini menyimpan bom waktu.

“Target kita adalah pada 17 Agustus yang akan datang kita harus betul-betul terbebas dari Covid. Artinya Covid betul-betul pada posisi yang dapat dikendalikan,” ujar Doni dalam rapat koordinasi virtual di kanal Youtube Pusdalops BNPB, Senin (15/2/2021).

Menurut Doni, hal ini dapat dicapai dengan kebijakan pemerintah yang tepat dan kepatuhan masyarakat. Doni juga mengatakan, pemerintah daerah mesti ikut melibatkan masyarakat dalam menangani Covid-19.

Baca Juga: Total Perawat Meninggal Dunia Akibat Covid-19 di Jawa Timur Genap 100 Jiwa

Ia mengatakan, kedisiplinan dan kepatuhan warga menjalani protokol kesehatan adalah kunci menangani pandemi Covid-19. Karena itu, ia meminta masyarakat menaati aturan-aturan PPKM skala mikro.

“Lewat komando Presiden Jokowi kita lebih fokus pada pendekatan berbasis mikro, RT/RW," ujarnya.

Di sisi lain, Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga Windhu Purnomo menyebut, kebijakan pemerintah sudah diprediksi gagal sejak awal.

“Seharusnya yang dilakukan PPKM makro, bukannya makin mikro,” kata Windhu pada Kompas TV.

Windhu mengatakan, PPKM kali ini sudah dapat diduga tidak efektif saat kebijakan ini masih direncanakan. Hal itu karena aturan PPKM kali ini tidak seketat PSBB pertama di masa awal pandemi.

Tak cuma itu, Windhu menyebut, pemetaan zona tiap RT sebagai panduan pemberlakuan PPKM skala mikro juga tidak tepat secara keilmuan. Ini karena akurasi status zona merah, oranye, kuning atau hijau itu tidak berdasarkan hasil pengetesan massal Covid-19 yang baik.

Baca Juga: Terjaring Razia PPKM, Warga Disanksi Lafalkan Pancasila

“Mungkin (zona hijau) tidak ada kasus, bukannya tidak ada penularan di situ, tapi tidak terdeteksi. Karena apa? Testing kita sangat rendah,” tegas Windhu.

Menurut Windhu, saat ini DKI Jakarta adalah daerah dengan tingkat pengetesan tertinggi sekitar 8-9 persen jumlah penduduk. Windhu memperkirakan daerah lainnya baru mengetes antara 2-3% penduduknya.

“Testing kita sampai hari ini belum sampai 3% dari jumlah penduduk. Bandingkan saja dengan India. Mereka sudah bisa melakukan testing sampai 15% jumlah penduduk. Jadi 195 juta (orang) mereka sudah testing,” kata Windhu.

Ia menyebut, kasus baru harian Covid-19 terus menurun angkanya karena pengetesan Covid-19 yang juga berkurang.

“Kita ini sangat lemah dalam testing dan tracing. Jika deteksi lemah, penularan banyak terjadi di bawah permukaan. Ini bom waktu,” tegas Windhu.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19: Orang yang sudah Divaksin Masih Mungkin Tertular Corona

Windhu juga mengingatkan, vaksinasi Covid-19 harian di Indonesia harus terus meningkat.

“Andaikan kita masih tetap seperti itu saja, 60 ribu (dosis vaksin disuntik per hari), jelas 10 tahun lebih (baru mencapai target)”

Windu mengatakan, pemerintah harus meningkatkan vaksinasi Covid-19 mencapai 1 juta dosis per hari. Hal itu bila pemerintah benar-benar ingin vaksinasi Covid-19 selesai dalam waktu satu tahun.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x