Kompas TV nasional viral

Eiger Kirim Surat Teguran ke Youtuber: Ini Deretan Fakta Sang Bos, Ronny Lukito

Kompas.tv - 29 Januari 2021, 13:49 WIB
eiger-kirim-surat-teguran-ke-youtuber-ini-deretan-fakta-sang-bos-ronny-lukito
Seorang pria dan wanita tengah melihat produk perlengkapan petualangan alam bebas Eiger di salah satu toko di Bandung, Jawa Barat. (Sumber: Travel - Toko Eiger Bandung, Produk Eiger via Kompas.com)
Penulis : Gading Persada

BANDUNG, KOMPAS.TV- Merek Eiger, selaku produsen perlengkapan outdoor, tengah viral di media sosial karena surat teguran mereka kepada salah satu YouTuber, Kamis (28/1/2021).

Nama Eiger pun tak bisa dilepaskan dari Ronny Lukito, sang bos.

Melansir dari Harian Kompas pada 28 April 2014, Eiger didirikan pada tahun 1979 di Bandung, Jawa Barat di bawah naungan PT Eigerindo Multi Produk Industry.

Awalnya, produk alat-alat outdoor itu berkembang dari merek kecil dengan dua mesin jahit menjadi sebuah perusahaan industri outdoor dan gaya hidup di Indonesia.

Baca Juga: CEO Eiger Ronny Lukito Ngaku Salah dan Minta Maaf Soal Surat Keberatan Video Review Produk

Berikut fakta-fakta dari Ronny Lukito dalam membesarkan Eiger

1. Dari Toko Kecil Milik Ayahanda

Dalam wawancaranya dengan Harian Kompas, Ronny Lukito menceritakan, mampu mengembangkan usaha toko tas milik ayahnya dari sebuah rumah kecil di Gang Tamrin Bandung menjadi produk ternama yang telah merambah dunia internasional.

Secara perlahan, anak laki satu-satunya dari enam bersaudara, pasangan Lukman Lukito dan Kurniasih ini memulai produksi tas dengan nama Butterfly yang diambil dari merek mesin jahit buatan China yang dimilikinya waktu itu.

2. Modal Awal Rp1 Juta dan Dua Mesin Jahit

Dalam merintis usahanya, Ronny Lukito membeli dua mesin jahit, peralatan, dan sedikit bahan baku pembuatan tas dengan modal kurang dari Rp 1 juta.

3. Sempat Digugat Perusahaan Exxon Oil Amerika Serikat

Pada tahun 1979, nama Butterfly diubahnya menjadi Exxon, tapi nama ini malah digugat perusahaan Exxon Oil Amerika Serikat.

Nama tersebut kembali diubah menjadi Exsport (Exxon Sporty) hingga lahir merek lainnya seperti Eiger, yang dicetuskan sekitar tahun 1990, Bodypack, dan Neosack.

Baca Juga: Eiger Tegur Youtuber Mengundang Respons Figur Publik, Termasuk Kaesang

4. Nama Eiger Dipakai Sejak 1989

Dikutip dari situs Eiger, nama Eiger diluncurkan pertama kali pada 1989 sebagai produk untuk memenuhi berbagai kebutuhan perlengkapan dan peralatan penggiat alam terbuka.

Nama ini terinspirasi dari Gunung Eiger di Bernese Alps, Swiss yang berketinggian 3.970 mdpl dan menjadi “gunung tersulit didaki” ke-3 di dunia

5. Mampu Beli Tanah 6.000 Meter Persegi

Kegigihan membuat usaha yang awalnya hanya berskala rumah tangga dengan ekonomi keluarga pas-pasan, kini mampu berkembang pesat.

Ronny Lukito akhirnya mampu membeli tanah seluas 6.000 meter persegi di kawasan Kopo, Kota Bandung, yang menjadi pabrik Eiger. Jenis usaha pun terus berkembang, hingga mampu membuka outlive store di Jalan Setiabudi dan EST Store di Jalan Sumatera, Kota Bandung.

Baca Juga: Eiger Akui Surat Keberatan yang Viral Dikirim Tim Internal

6. Mendapatkan Penghargaan Upakarti

Pada tahun 1992, bos Eiger Ronny Lukito memperoleh penghargaan Upakarti dari Pemerintah Indonesia atas usahanya menjalin kemitraan dengan para pengrajin tas.

Ronny Lukito diketahui memberikan modal pada awal usaha bagi belasan perajin lalu memberi tas yang diproduksi para perajin.

7. Aset Pabrik Disita

Dalam perjalanannya, siapa yang mengira kalau aset pabrik Eiger milik Ronny Lukito ini pernah disita. Hal ini karena dia mencoba berekspansi usaha di bidang property.

Ronny melakukan invetasi besar-besaran dengan membangun Vila Trinity pada 1991 lalu Perumahan Galeria tahun 1995 di Kabupaten Bandung Barat.

Dia akhirnya meminjam dana dari bank. Namun, keputusannya terjun di bidang properti terkesan kurang pertimbangan matang.

Akibatnya pada 1998, krisis moneter melanda, sedangkan bisnis properti terkena imbasnya. 

“Saya harus menanggung bunga bank yang tinggi, hingga banyak utang. Aset pabrik Eiger disita. Saya harus menebus utang di bank Rp4,5 miliar,” cerita Ronny Lukito kala itu.

Para pekerja PT Eigerindo MPI tengah memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) untuk dibagikan gratis kepada tenaga medis. (Sumber: Dok EIGER ADVENTURE via Kompas.com)

8. 2003 Lunasi Utang, 2008 Tambah Karyawan

Setelah itu Ronny Lukito berhasil melewati badai kritis lantarna pada tahun 2003 berhasil melunasi utangnya tanpa kehilangan aset.

Dia juga bersyukur, pada masa krisis tidak harus memutus hubungan kerja atau merumahkan karyawan. Justru Ronny Lukito menambah karyawan yang dilakukannya pada tahun 2008.

”Dalam keadaan sulit itu, saya bernazar, jika bisnis kami bangkit kembali, saya akan menjalankan green business dalam segala aspek, yakni bisnis yang tidak korup, tidak menggelapkan pajak, membayar gaji karyawan dengan layak, dan menjalankan bisnis yang ramah lingkungan,” kata dia.

Sebagaimana diketahui, viralnya surat teguran tersebut bermula ketika pihak Eiger merasa keberatan atas review yang diberikan dan meminta YouTuber tersebut menghapus video yang telah diunggahnya.

Baca Juga: Kronologi Viral Surat Keberatan Eiger, Komentar Fiersa Besari Hingga Penjelasan Pihak Eiger

Alasannya, pihak Eiger mengaku keberatan dan kurang puas terhadap video review yang diunggah dalam channel YouTube-nya, @duniadian.

Namun, Youtuber tersebut tidak terima lantaran produk yang di-review merupakan barang yang dibeli dengan uang pribadi dan bukan endorse.

Selain itu, isi dari review produk pun tidak bernada negatif. Pihak perusahaan melalui CEO Ronny Lukito kemudian meminta maaf atas kejadian ini.
 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x