Kompas TV nasional kesehatan

Cara Kerja dan Kekurangan GeNose, Alat Deteksi Covid-19 Buatan UGM

Kompas.tv - 25 Januari 2021, 13:31 WIB
cara-kerja-dan-kekurangan-genose-alat-deteksi-covid-19-buatan-ugm
GeNose pendeteksi Covid-19 karya peneliti UGM siap dipasarkan setelah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. (Sumber: Dokumentasi Humas UGM)
Penulis : Ahmad Zuhad

Ahli Biologi Molekular Ahmad Rusdan Utomo mengatakan, GeNose mendeteksi perbedaan proporsi gas antara pasien positif Covid-19 dengan yang tidak terinfeksi. Namun, menurutnya, tidak ada gas khusus Covid-19.

"Bukan berarti ada gas khusus Covid-19,” tambahnya.

Ahmad menambahkan, pasien Covid-19 memiliki tingkat kekeruhan Ground-glass Opacities (GGO) jika paru-paru mereka dilihat dengan CT Scan atau X-Ray. Namun, hal ini juga ditemukan pada pasien kanker paru.

Baca Juga: Tanggapan Masyarakat Mengenai Genose, Alat Pendeteksi Covid-19 Buatan UGM

Karena kemiripan itu, Ahmad mempertanyakan, apakah saat uji klinis tim peneliti juga melibatkan orang yang mengidap infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), tapi tidak terinfeksi Covid-19.

Ada kekhawatiran di kalangan ahli bahwa kemampuan deteksei alat ini akan berkurang saat memeriksa perokok aktif. Kekhawatiran ini juga menyangkut deteksi GeNose pada orang yang baru  mengonsumsi makanan dan minuman berbau menyengat

Perlu Publikasi Ilmiah

Ahmad menyatakan, tim peneliti GeNose pelu menerbitkan laporan penelitian dan pengembangan alat ini secara ilmiah.

"Tujuannya bukan untuk mencari kesalahan atau apa, bukan. Tapi ini kan kita bersama-sama berusaha menghentikan pandemi kan. Kalau data itu bisa diberitakan secara terbuka, misalnya dulu merancang penelitiannya seperti apa sih?" kata Ahmad.

Ia juga berharap GeNose dipakai terlebih dahulu di rumah sakit akademik untuk mematangkan kemampuan deteksinya.

"Digunakan di rumah sakit akademik, supaya nanti divalidasi lagi. Jangan, misalnya, langsung diterapkan di bandara," ujar Ahmad.

Baca Juga: Menkes Budi Sadikin Akui Cara Pengetesan Covid-19 di Indonesia Salah

Ia menyoroti, berbagai alat diagnosa Covid-19 memililiki keterbatasan masing-masing, baik rapid test, test antigen, dan test PCR. Tiap tes dapat digunakan pada kondisi yang tepat.

Ia pun merekomendasikan penelitian lebih lanjut penggunaan GeNose untuk mengetahui kapan pemakaian GeNose yang tepat.

"Karena nanti ini akan menyulitkan tim pengendalian pandemi. Ini barang baru kan, bagaimana nanti menyikapinya?" kata dia.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x