Kompas TV nasional peristiwa

Indonesia Akan Jadi Pusat Produksi Regional Vaksin Covid-19 China

Kompas.tv - 14 Januari 2021, 09:38 WIB
indonesia-akan-jadi-pusat-produksi-regional-vaksin-covid-19-china
Menlu China Wang Yi dan Menlu Indonesia Retno Marsudi. Indonesia akan menjadi pusat produksi vaksin di kawasan (Sumber: Antara Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo

JAKARTA, KOMPAS.TV – Indonesia berhasil menarik perhatian China untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi vaksin regional dan meningkatkan impor China dari Indonesia untuk mengurangi defisit perdagangan dengan Indonesia, demikian dilansir dari Straits Times.

“China dan Indonesia akan bermitra untuk mengalahkan virus…China siap untuk melanjutkan produksi (vaksin) bekerja sama dengan Indonesia, ..dan akan mendukung Indonesia menjadi pusat produksi vaksi regional ,” tutur Menteri Luar Negeri China Wang Yi dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, di Jakarta, Rabu (13/01/2021) seperti dilansir Straits Times.

Setelah pandemi Covid-19 terjadi, China dan Indonesa saling mendukung dalam kerja sama anti-Covid-19 yang efektif, tutur menlu China itu seraya mengatakan,”kita saling dukung dengan suplai peralatan medis,”

Kunjungan Wang ke Indonesia hari Selasa dan Rabu adalah bagian dari tur ke negara ASEAN, dimulai dari Myanmar dan setelah Indonesia Wang Yi akan bertolak ke Brunei Darussalam dan Filipina.

Baca Juga: 5 Poin Hasil Pertemuan Menlu Retno dengan Menlu China Wang Yi

Hari Selasa, Wang Yi bertemu Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Panjaitan, mendiskusikan rencana perdagangan dan invesasi, termasuk bidang pariwisata dan proyek kendaraan listrik.

“China siap memanfaatkan kekuatan pasar kami serta permintaan domestik antara kedua negara. Kami ke depan berharap dapat memperluas impor dari Indonesia dan investasi China di Indonesia sehingga kita bisa mewujudkan perdagangan dan pertumbuhan yang lebih seat antara kedua negara,” tutur Wang lebih lanjut

Wang mencatat kerja sama investasi dan perdagangan antara kedua negara tetap tumbuh walau diterpa pandemi Covid-19, yang mana hal tersebut akan menjadi dasar pemulihan ekonomi setelah pandemi selesai.

Setelah bertemu menlu Indonesia, menlu China Wang Yi berkunjung ke Istana menemui persiden Joko Widodo yang baru saja disuntik vaksin Covid-19 buatan China.

Baca Juga: Hubungan China dengan AS Berada di Persimpangan Jalan, Joe Biden Dianggap Bisa Jadi Jendela Harapan

Indonesia mengandalkan vaksin China buatan Sinovac untuk puluhan juta dosis vaksin gelombang pertama sebelum vaksin Pfizer dan AstraZeneca datang beberapa bulan ke depan.

Indonesia sudah menerima 3 juta dosis vaksin dari Sinovac dan 15 jta dosis lainnya hari Selasa.

“Terlepas dari melonjaknya permintaan vaksin, kami menyelesaikan kesulitan yang menghadang dan tidak ragu untuk memenuhi kebutuhan Indonesia menyediakan vaksin untuk rakyatnya.

Ini menunjukkan hubungan persaudaraan yang erat antara kedua negara,” tutur Wang kepada wartawan setelah bertemu Menlu Retno Marsudi.

Sinovac dan Bio Farma telah bekerja sama sejak pertengahan Agustus untuk melakukan uji klinis fase 3, tahap terakhir sebelum vaksin dapat didistribusikan dan diberikan kepada masyarakat.

Baca Juga: Malaysia Turut Pesan 14 Juta Dosis Vaksin COVID-19 dari Sinovac

Awal pekan ini, badan pengawas obat dan makanan Indonesia BPOM mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat untuk CoronaVac, yang menunjukkan bahwa vaksin itu 65 persen efektif melawan Covid-19.

Kedua menteri luar negeri itu juga menyaksikan penandatanganan dokumen yang membuka jalan bagi China untuk melakukan studi kelayakan pembangunan bendungan Lambakan di provinsi Kalimantan Timur, membantu mengairi lahan pertanian setempat dan mengurangi banjir.

Menteri Luar Negeri Retno mengatakan dalam pertemuan tersebut dia menyampaikan apresiasi atas 10 persen peningkatan ekspor Indonesia ke China tahun lalu dan menyinggung masalah lain seperti perlindungan yang lebih besar bagi pelaut Indonesia yang bekerja untuk kapal China.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan, termasuk di Laut China Selatan. "Untuk mencapai ini, hanya dibutuhkan satu hal, yaitu semua negara menghormati dan mematuhi hukum internasional, termasuk UCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea) 1982," kata Retno Marsudi.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x