Kompas TV nasional peristiwa

Suasana Mabesad Tak Bagus karena Banyak Jenderal dan Kolonel Nganggur, KSAD Andika Perkasa Diuji

Kompas.tv - 31 Desember 2020, 23:22 WIB
suasana-mabesad-tak-bagus-karena-banyak-jenderal-dan-kolonel-nganggur-ksad-andika-perkasa-diuji
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Tito Dirhantoro

JAKARTA, KOMPAS TV - Mantan Pangdam Brawijaya, Mayjen TNI (Purn) Widodo Iryansyah, mengisahkan pengalaman kariernya sebagai anggota TNI ketika menduduki jabatan perwira tinggi (pati).

Awalnya, Widodo membuka kisahnya kala ia menjabat Komandan Korem (Danrem) 121/Alambhana Wanawwai (ABW) pada 2015-2017. Waktu itu, pangkat Widodo masih Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI.

Sewaktu menjabat Danrem di Sintang Kalimantan Barat (Kalbar), Widodo memiliki atasan yakni Mayjen TNI Andika Perkasa, yang saat ini menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Baca Juga: Kisah Jenderal TNI Berkendara 4 Hari Menempuh Perjalanan 986 Km Tancapkan Merah Putih di Perbatasan

Diketahui, Andika Perkasa menjabat sebagai Panglima Kodam (Pangdam) XII/Tanjungpura pada periode 2016 sampai 2018.

Setelah itu, Widodo melanjutkan, dirinya mendapat promosi jabatan menjadi Kepala Staf Kodam (Kasdam) V/Brawijaya pada 2017-2018.

"Dari Danrem, saya Kasdam Brawijaya tidak pernah ketemu lagi (dengan Jenderal Andika Perkasa), setelah itu saya patisus (perwira tinggi khusus) 10 bulan. Jenderal bintang satu mantan Kasdam jadi pengangguran," kata Widodo dikutip dari YouTube TNI AD yang diunggah pada Selasa (29/12/2020).

Ketika tidak memiliki jabatan, Widodo mengaku sempat bingung. Namun, dia urung sedih lantaran ternyata bukan hanya dirinya yang tak punya jabatan.

Baca Juga: Mimpi Jadi Nyata, Pertemuan dengan KSAD Jenderal Andika Perkasa Antar Kuli Bangunan Ini Jadi TNI AD

Tetapi, ada puluhan jenderal lainnya yang bernasib sama dengannya. Padahal, kata Widodo, untuk meraih pangkat bintang itu sangat sulit.

"Ternyata bukan saya saja, ada juga bintang dua, bintang tiga, total 76 jenderal tak punya jabatan. Padahal, nyetak surat jenderal susahnya minta ampun," kata Widodo.

Widodo menyebut, banyak jenderal yang akhirnya nonjob karena posisi jabatan sudah penuh. Tak hanya jenderal, hal itu juga terjadi pada ratusan perwira menengah (pamen) yang tak punya jabatan.

"Bukan 76 Jenderal saja, ternyata ada 450 Kolonel juga yang tidak punya jabatan," ujar Widodo.

"Mulai habis sekolah enggak punya jabatan, pulang habis penugasan tak punya jabatan, yang bermasalah juga tak punya jabatan, yang ga ada masalah apa-apa juga tak punya jabatan, numpuk di situ (Mabesad)."

Baca Juga: Prabowo Kuliahi Jenderal TNI AD, Baru Tiba Langsung Diberi Hormat KSAD Jenderal Andika Perkasa

Menurut Widodo, dengan kondisi banyak Jenderal dan Kolonel yang nonjob membuat ritme kerja di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad) menjadi tidak bagus.

Namun, kondisi tersebut berangsur berubah ketika Jenderal Andika Perkasa mendapat promosi jabatan menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada 2018 menggantikan Jenderal Mulyono.

Jenderal Andika Perkasa langsung menyusun pengembangan organisasi di Mabes TNI AD. Banyak status jabatan dinaikkan dengan tujuan mereka yang nonjob bisa terserap.

"Suasana enggak bagus, nah di sinilah pertama kali kepemimpinan Jenderal Andika jadi KSAD diuji," ucap Widodo.

Baca Juga: Kolonel TNI Blak-Blakan ke KSAD: Kami Senior Kadang Tak Dipakai, Padahal Pengalaman Lebih Baik

"Diuji bagaimana bisa memecahkan permasalahan 76 Jenderal ini dan sekitar 450 Kolonel yang tak punya jabatan saat itu, beliau mempunyai misi jauh ke depan."

Setelah Jenderal Andika Perkasa menjabat sebagai KSAD, secara perlahan permasalahan tersebut bisa teratasi. Semua pati dan pamen yang menganggur bisa mempunyai jabatan.

Widodo mengungkapkan, pada awalnya banyak perwira yang tidak setuju dengan konsep yang dilakukan Jenderal Andika Perkasa untuk mengembangkan organisasi.

"Saya sendiri pernah berdiskusi dengan KSAD. Waktu saya jadi Korsali sekarang Kakorsali, saya tidak setuju dengan salah satu organisasi, kenapa dikasih bintang sekian, apa relevansinya, beban tugasnya apa, kok sampai diberi bintang tiga seperti ini," ucap Widodo.

"Tapi, setelah diberikan pemahaman dan wawasan, ternyata betul apa yang dibilang KSAD."

Baca Juga: Kabar Duka, Wakil KSAD Letnan Jenderal Herman Asaribab Meninggal Dunia

Menurutnya, dari semula banyak yang tidak setuju dengan konsep pengembangan organisasi baru tersebut, sekarang ini mereka mengakui ternyata benar konsepnya Jenderal Andika.

Contohnya, kata Widodo, seluruh Danrem di TNI AD yang mempunyai jabatan bintang satu hanya 10 orang. Sekarang seluruh Korem atau 35 Danrem yang ada di Ibu Kota Provinsi mempunyai jabatan bintang.

"Itu sangat wajar sekali. Dan itu merupakan tuntutan ke depannya," ujarnya.

Widodo menjelaskan, Danrem selaku pembina wilayah teritorial atau kewilayahan, sebelumnya kerap dianggap sepele saat hendak berkoordinasi dengan Forkopimda karena dianggap bukan levelnya.

Baca Juga: KSAD Andika Perkasa Bentuk Tim Investigasi Selidiki 4 Kasus di Intan Jaya Papua, Berikut Rinciannya

"Contohnya, Danremnya kolonel, Kapoldanya bintang dua, Lantamalnya bintang dua, Danlanudnya bintang satu, di situ ada gubernur, kita kolonel sendiri, wawasannya kurang karena belum Lemhanas," ujar Widodo.

"Kadang-kadang rekan-rekan Forkopimda melihat masih kolonel, saran kita kadang-kadang belum bisa diterima, walaupun benar saran itu, karena menganggap tidak selera."

Setelah jabatan Danrem dinaikkan pangkatnya dengan diberi bintang, kondisinya sudah jauh berbeda. Korem 84/Baskarajaya yang ada di Surabaya, misalnya, saat ini jadi harmonis sekali.

"Komunikasinya dengan Forkopimda setempat baik karena levelnya sama," kata Widodo.

Baca Juga: Pasukan TNI-Polri Geruduk Markas FPI di Petamburan, 7 Pemuda Dibawa ke Polda Metro Jaya




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x