Kompas TV laporan khusus investigasi digital

Raja Keraton Agung Sejagat Pernah Jadi Gubernur Jenderal Sunda Empire

Kompas.tv - 18 Januari 2020, 19:49 WIB
raja-keraton-agung-sejagat-pernah-jadi-gubernur-jenderal-sunda-empire
Raja Keraton Agung Sejagat Totok Santoso (ketiga dari kiri) yang kini sebgai tersangka kasus penipuan di Polda Jawa Tengah pernah mengikuti kegiatan Sunda Empire (Sumber: Facebook Mahmudi Adec)
Penulis : Johannes Mangihot

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kemunculan Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire - Earth Empire seakan membuka jaringan oligarki bawah tanah yang ada di Indonesia.

Keraton Agung Sejagat milik Toto Santoso diduga berafiliasi dangan Sunda Empire yang dipimpin Nasri Banks. Meski berpisah kedua kerajaan itu yang memiliki tujuan dasar yang sama yakni, membangun program kemanusiaan. Belakangan tujuan tersebut diduga sebagai kedok untuk mencari keuntungan.

Hasil penelusuran di media sosial maupun mesin pencari google, diketahui Raja Keraton Agung Toto Santoso pernah menjabat sebagai Gubernur Jenderal Nusantara Teritory. Nusantara Territory merupakan satu dari enam bagian Territory Sunda Empire.

Toto melakukan kerja sosial membangun Development Committee (DEC) di wilayah Jawa Tengah. Tepatnya menyasar pada kabupaten kota. 

Baca juga: Fakta Kegiatan Sunda Empire di Bandung

Sebuah akun Facebook dengan nama World Development Committe (WDC) menjelaskan DEC merupakan sebuah panitia yang dibentuk oleh masyarakat kabupaten/kota untuk menjalankan program kemanusiaan. 

Sebuah blog dengan nama yang sama juga menjelaskan Panitia Pembangunan (DEC) terbentuk atas inisiatif 14 orang di kabupaten/kotamadya. Panitia tersebut selanjutnya disebut sebagai Deklarator dari DEC.

Pada Maret 2016, Toto membangun Jogja DEC dan merekrut anggota. Seperti diberitakan TribunJogja, setiap anggota ditaik biaya Rp50 ribu. Anggota yang masuk dijanjikan gaji sebesar 100 hingga 200 dolar Amerika Serikat. 

Aktifitas Toto di Jogja mendapat sorotan pemerintah, aparat keamanan dan masyarakat. Di Beberapa daerah di Jogja, Toto dengan organisasi DEC-nya tidak diterima oleh masyarakat. Namun untuk Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman dengan nama DEC Prambanan, Toto berani mempublikasikan kegiatannya. Kegiatan Toto di kedua daerah itu diunggah oleh akun MCP Prambanan dan Arief Andrianto di Youtube.


Pembicara Kawakan

Selain di Jogja, Toto beberapa kali diundang untuk menjadi pembicara terkait program WDC. Salah satunya saat pembukaan acara Workshop it World Development Committee di Cipendawa pada12 oktober 2016.

Acara workshop yang dihadiri lima provinsi yang terpilih sebagai Pilot Project Development Committee, tersebut diunggah akun Azies Annahraini di Youtube dengan judul Sambutan Toto Santoso Hadiningrat.

Raja Keraton Agung Sejagat Toto Santoso menjadi pembicara dalam acara Workshop It Word Development Commitee di Cipendawa, 12 Oktober 2016. (Sumber: Youtube Azies Annahraini)

Dalam sebuah acara yang diduga berlangsung di Aula Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung pada 2017, Toto duduk di depan seperti pembicara. 

Sebuah foto tentang kegiatan tersebut diunggah Akun Facebook Mustafa Jamil dalam keterangan foto Mustafa menuliskan "Acara rapat akbar pw-pd se indonesia bersama prof nasri,pak Toto dan pembina Aceh DEC,". Foto juga disalurkan ke akun facebook bernama Mahmudi Adec. 

Baca juga: Ada Jejak Raja Keraton Agung Sejagat Di Sunda Empire

Mahmudi lebih banyak menggungah kegiatan Sunda Empire dibanding Mustafa, teman di jejaring facebook. Dalam album foto Mahmudi juga terdapat gambar Toto yang sedang mengikuti kegiatan bersama pimpinan Sunda Empire Nasri Banks.


Pengikut Toto Insaf

Sri Utami, warga Desa Pogung Jurutengah memegang seragam Sunda Empire, Ia memilih keluar dari keanggotanan Jogja DEC besutan Toto Santoso. (Sumber: KOMPAS TV)

Sri Utami, warga Desa Pogung Jurutengah memilih keluar dari keanggotanan Jogja DEC lantaran janji mendapat gaji besar tak terwujud.

Ia mengaku terlibat dalam Jogja DEC sejak Desember 2014 hingga 2016. Saat menjadi anggota, Sri harus membayar iuran yang bervariasi, jika ada kegiatan di luar kota Sri harus mengeluarkan uang sendiri. Seragam dengan logo Sunda Empire harus ditebus dengan harga Rp3 juta.

Saat bergabung, Sri dijelaskan bahwa DEC organisasi bergerak di bidang bantuan kemanusiaan. Alasan Sri masuk menjadi anggota lantaran ia dijanjikan kerja dengan gaji besar. Untuk mendaftar menjadi anggota, Sri harus melewati proses administrasi dan spiritual.

Baca juga: Ini Dia Cikal Bakal Pengikut Keraton Agung Sejagat!

"Pendaftarannya pakai ijasah dan foto. Setelah itu disuruh bikin seragam dan setiap anggota masuk diwajibkan puasa. (Gaji) yang dijanjikan dolar amerika dicairkan di bank swiss,  esa monatery found," ujar Sri saat ditemui Kompas.tv.

Seiring banyaknya anggota dan pengaruh, Toto diduga ingin membentuk kerajan sendiri di Jawa Tengah. 
 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x