Kompas TV internasional kompas dunia

Kenya Bakal Kirim 1.000 Polisi ke Haiti untuk Bantu Lawan Geng Kejahatan, Timbul Pertentangan

Kompas.tv - 2 Maret 2024, 13:51 WIB
kenya-bakal-kirim-1-000-polisi-ke-haiti-untuk-bantu-lawan-geng-kejahatan-timbul-pertentangan
Perdana Menteri Haiti William Ruto di Nairobi, Kenya, Jumat (1/3/2024). (Sumber: AP Photo/Andrew Kasuku)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Vyara Lestari

NAIROBI, KOMPAS.TV - Kenya telah mencapai kesepakatan keamanan dengan Haiti untuk membantu lawan geng kejahatan.

Kenya akan mengirim 1.000 polisi ke Haiti untuk melawan geng kejahatan yang semakin membuat negara Karibia itu penuh ketakutan.

Presiden Haiti William Ruto, mengungkapkan dalam pernyataannya, ia dan Perdana Menteri (PM) Haiti Ariel Henry, menyaksikan penandatanganan kesepakatan antara kedua negara itu, Jumat (1/3/2024).

Baca Juga: Slogan Anti-Putin Penuhi Pemakaman Alexei Navalny, Polisi Rusia Bergeming

Kenya pada Oktober sepakat memimpin pasukan polisi internasional yang diotorisasi PBB ke Haiti.

Namun, Mahkamah Agung Kenya pada Januari memutuskan bahwa rencana tersebut tidak konstitusional.

Sebagian karena kurangnya perjanjian timbal balik antara kedua negara.

Oleh sebab itu, masih belum jelas bagaimana, atau apakah kesepakatan tersebut dapat menghindari keputusan Mahkamah Agung.

Politukus oposisi Kenya Ekuri Aukot, yang telah mengirimkan petisi menentang pengerahan polisi itu, mengatakan ia akan mengajukan kasus karena penghinaan terhadap pengadilan.

“Yang muncul adalah William Ruto tidak peduli dengan supremasi hukum atau konstitusi negara ini,” katanya dikutip dari The Guardian.

“Kami akan mempertanyakan validitas perjanjian rahasia ini,” sambung Aukot.

PM Haiti Ariel Henry mengatakan pemilu di negaranya harus segera dilakukan demi menciptakan stabilitas.

Henry berulang kali berjanji akan mengadakan pemilu sejak diangkat menjadi PM dan Presiden Haiti sementara pada Juli 2021, setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise.


Tetapi ia dan para pejabat Haiti mengatakan geng kejahatan tak membiarkan mereka melangkah maju dan melakukan janji tersebut.

Henry pada Rabu (28/2/2024), mengatakan telah setuju untuk mengadakan pemilu pada pertengahan 2025.

Henry hanya mengangkat bahu ketika ditanya apakah aman untuknya kembali ke Haiti dari Kenya, karena meningkatnya kekerasan di Ibu Kota Haiti Port-au-Prince, Kamis (29/2/2024).

Baca Juga: Dewan Keamanan PBB Setuju Kirim Pasukan Kenya ke Haiti untuk Lawan Geng Kriminal

Penembakan terjadi di bandara internasional Haiti dan tempat lainnya, termasuk markas kepolisian, dalam badai kekerasan yang membuat banyak orang terejut.

Secara terpisah, setidaknya empat petugas polisi, termasuk dua perempuan, terbunuh dalam sebuah serangan di markas polisi di pemukiman Canaan.

Kekerasan memaksa bandara, pusat bisnis, badan pemerintahan dan sekolah ditutup karena orang tua dan anak-anak berlarian di jalanan karena panik.

 

 



Sumber : The Guardian


BERITA LAINNYA



Close Ads x