Kompas TV internasional kompas dunia

Israel Marah, Tidak Akan Undang Presiden Brasil Hingga Minta Maaf Bandingkan Gaza dan Holocaust

Kompas.tv - 20 Februari 2024, 07:23 WIB
israel-marah-tidak-akan-undang-presiden-brasil-hingga-minta-maaf-bandingkan-gaza-dan-holocaust
Menlu Israel yang bernama Israel Katz, kanan. Katz hari Senin (19/2/2024) menyatakan presiden Brasil Lula da Silva tidak akan diundang ke Israel sampai ia meminta maaf atas komentarnya yang membandingkan perang Israel di Gaza dengan Holocaust, menuduhnya melakukan serangan anti-Semit yang sangat serius. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

Dalam serangan 7 Oktober, Hamas menyerbu selatan Israel dan Israel mengklaim Hamas membunuh sekitar 1.200 orang dan menculik sekitar 250 orang.

Hamas dituding masih menahan sekitar 130 sandera, seperempat dari mereka diyakini sudah mati. Sebagian besar yang lainnya dibebaskan selama gencatan senjata seminggu pada November.

Perang ini telah menewaskan setidaknya 29.092 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas.

Sekitar 80% penduduk Gaza telah terusir dari rumah mereka, dan seperempat di antaranya menghadapi kelaparan. Tingginya jumlah kematian dan kerusakan meluas telah menimbulkan kritik terhadap Israel dan panggilan untuk gencatan senjata.

Celso Amorim, mantan menteri urusan luar negeri dan penasihat khusus Lula, mengatakan reaksi Israel absurd, "Hanya meningkatkan isolasi Israel. Lula dicari di seluruh dunia, dan saat ini justru Israel yang menjadi (persona) non grata," kata Amorim.


 

Palang Merah Brazil dan Kementerian Luar Negeri tidak segera merespons permintaan komentar. Ibu negara Rosângela da Silva, mengatakan dia bangga atas suaminya yang membela perdamaian dan hak hidup perempuan dan anak-anak, "Pernyataan itu mengacu pada pemerintahan genosida dan bukan pada rakyat Yahudi, mari jujur dalam analisis kita," katanya.

Gleisi Hoffmann, presiden Partai Pekerja Lula, mengatakan kepada surat kabar Folha de Sao Paulo, "Netanyahu seharusnya khawatir tentang penolakan yang dia timbulkan di dunia dan di negaranya sendiri, sebelum mencoba memberi teguran kepada siapa pun yang menentang kebijakannya untuk memusnahkan rakyat Palestina. Dia tidak punya otoritas moral atau politik untuk menuding siapa pun."

Minggu lalu, Lula bertemu dengan Perdana Menteri Otoritas Palestina, Mohammad Shtayyeh, sebelum berpartisipasi dalam pertemuan Uni Afrika di ibu kota Ethiopia, Addis Ababa.

Setelah pertemuan itu, istana kepresidenan Brazil mengatakan, "Lula mengutuk serangan Hamas terhadap warga sipil Israel, menyatakan persetujuan dengan perlunya gencatan senjata, dan mengulangi komitmen pemerintah Brasil terhadap solusi dua negara, dengan negara Palestina yang ekonomis yang dapat bertahan, hidup dalam perdamaian dan keamanan dengan Israel, dalam batas yang disepakati bersama dan diakui secara internasional."



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x