Kompas TV internasional kompas dunia

Tak Disangka, Sebagian Senjata Hamas di Gaza Ternyata dari Militer Israel

Kompas.tv - 29 Januari 2024, 19:44 WIB
tak-disangka-sebagian-senjata-hamas-di-gaza-ternyata-dari-militer-israel
Brigade Al-Qassam dengan roket anti-tank al-Yassin. Pejabat intelijen dan militer Israel telah mengambil kesimpulan mengejutkan: sejumlah senjata yang signifikan digunakan oleh Hamas dalam serangan 7 Oktober dan selama perang di Jalur Gaza ternyata berasal dari sumber mengagetkan, yakni militer Israel sendiri, seperti laporan yang terbit hari Senin, (29/1/2024). (Sumber: Anadolu)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

Otoritas Israel memang mengetahui sebelum serangan Oktober bahwa Hamas bisa menyelamatkan beberapa senjata buatan Israel. Namun, sejauh ini, skala dari hal tersebut telah membuat terkejut para ahli senjata dan diplomat.

Otoritas Israel juga menyadari bahwa gudang senjata mereka rentan terhadap pencurian. Sebuah laporan militer dari awal 2023 mencatat bahwa ribuan peluru dan ratusan senjata dan granat telah dicuri dari basis yang minim pengamanan.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa sebagian senjata tersebut berakhir di Tepi Barat dan sebagian lagi sampai di Gaza melalui Sinai. Namun, fokus laporan lebih pada keamanan militer daripada konsekuensi: "Kita memberi makan musuh kita dengan senjata kita sendiri," demikian bunyi salah satu baris laporan itu yang dilihat oleh The New York Times.

Pada 7 Oktober, beberapa jam setelah Hamas melanggar perbatasan, prajurit Israel menemukan tubuh seorang pejuang Hamas di luar pangkalan militer Re’im. Tulisan Ibrani terlihat pada granat di pinggangnya, yang diketahui sebagai granat Israel tahan peluru, model terbaru.

Baca Juga: Gara-gara Netanyahu, Israel Dilaporkan Terseret Krisis Regional dengan Mesir, Qatar, dan Yordania

Personil Hamas saat menduduki pusat intelijen militer Israel. (Sumber: New York Time / Hamas)

Pejuang Hamas lainnya menyerang pangkalan tersebut, dan pejabat militer Israel mengatakan beberapa senjata dirampas dan dibawa kembali ke Gaza. Beberapa mil jauhnya, tim forensik Israel mengumpulkan salah satu dari 5.000 roket yang ditembakkan oleh Hamas pada hari itu.

Mereka menemukan bahwa bahan peledak bergrade militer pada roket tersebut diduga berasal dari misil Israel yang tidak meledak selama perang sebelumnya, menurut seorang perwira intelijen Israel. Pejabat militer Barat mengatakan bahwa sebagian besar bahan peledak yang digunakan oleh Hamas tampaknya diproduksi menggunakan amunisi yang tidak meledak yang diluncurkan oleh Israel.

Dalam beberapa kasus, senjata mungkin juga dibeli dari pasar gelap dan diselundupkan ke Gaza melalui Sinai, wilayah gurun yang sebagian besar tidak berpenghuni antara Israel, Mesir, dan Jalur Gaza yang tetap menjadi pusat penyelundupan senjata. Sebuah laporan intelijen Israel menyebutkan bahwa setidaknya sekitar dua belas terowongan kecil masih beroperasi antara Gaza dan Mesir sebelum 7 Oktober.

Pemerintah Mesir mengklaim bahwa militer mereka telah melakukan tindakan untuk menutup terowongan di sisi perbatasannya. Mereka menyatakan bahwa "banyak senjata yang saat ini ada di dalam Jalur Gaza adalah hasil penyelundupan dari dalam Israel," seperti yang dikatakan jurubicara pemerintah Mesir melalui email.

Namun, jalanan yang terkepung di Gaza semakin menjadi sumber senjata. Diperkirakan bahwa Israel telah melakukan setidaknya 22.000 serangan di Gaza sejak 7 Oktober. Setiap serangan melibatkan beberapa putaran, sehingga puluhan ribu amunisi telah ditembakkan, dan ribuan di antaranya gagal meledak.

Menurut Charles Birch, kepala Layanan Aksi Ranjau PBB di Gaza, "Artileri, granat tangan, amunisi lainnya - puluhan ribu amunisi yang tidak meledak akan tertinggal setelah perang ini." Semua ini "seakan-akan adalah hadiah gratis untuk Hamas."


 




Sumber : New York Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x