Kompas TV internasional kompas dunia

Netanyahu Ditolak Tentara Israel yang Terluka, Diyakini Gegara Banyak yang Tewas karena Serang Gaza

Kompas.tv - 21 Desember 2023, 13:06 WIB
netanyahu-ditolak-tentara-israel-yang-terluka-diyakini-gegara-banyak-yang-tewas-karena-serang-gaza
PM Israel Benjamin Netanyahu. (Sumber: AP Photo/Maya Alleruzzo)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

RAMAT GAN, KOMPAS.TV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu ditolak tentara Israel yang terluka ketika ia ingin menemui mereka.

Netanyahu dilaporkan ingin menemui tentara Israel yang terluka saat melakukan serangan ke Gaza di Rumah Sakit Sheba di Ramat Gan.

Seperti dilaporkan media Israel Channel 13 dikutip daru Middle East Monitor, Rabu (20/12/2023) para tentara Israel yang terluka menolak menemui Netanyahu.

Baca Juga: Pemimpin Houthi Peringatkan AS, Bakal Serang Kapalnya di Timur Tengah jika Pilih Berperang

Penolakan tersebut diyakini gegara banyaknya tentara Israel yang tewas saat melakukan serangan ke Gaza.

Berdasarkan laporan militer Israel, 464 tentara Israel telah terbunuh sejak awal perang di Gaza pada 7 Oktober.

Selain itu sebanyak 132 dari mereka tewas sejak awal operasi darat di Gaza pada akhir Okrober.

Popularitas Netanyahu di Israel memang telah menurun sejak dirinya kembali berkuasa pada 2022.

Perubahan Undang-Undang (UU) yang terkesan melindungi pemerintahannya dan menjadi anti-kritik membuat warga negara Zionis itu terus memprotesnya.

Netanyahu juga diserang karena intelijen negaranya tak bisa memprediksi serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.

Serangan itu dilaporkan telah merenggut nyawa 1.200 warga Israel, serta membuat lebih dari 200 orang disandera.

Baca Juga: Militer Ukraina Minta Mobilisasi hingga 500.000 Orang untuk Lawan Rusia, Zelenskyy Masih Pikir-Pikir

Ia juga disorot karena dianggap tak maksimal dalam membebaskan para sandera.


Apalagi, kengototannya tak mau gencatan senjata membuat Hamas menolak membebaskan sisa sanderanya.

Oposisi Israel sendiri menegaskan sudah waktunya bagi Netanyahu untuk mundur, dan pemilihan umum segera dilakukan.



Sumber : Middle East Monitor


BERITA LAINNYA



Close Ads x