Kompas TV internasional kompas dunia

Menhan Israel Ungkap Perang Lawan Hamas Bisa Berbulan-bulan, AS Minta Jadwal yang Jelas

Kompas.tv - 15 Desember 2023, 11:09 WIB
menhan-israel-ungkap-perang-lawan-hamas-bisa-berbulan-bulan-as-minta-jadwal-yang-jelas
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, hari Kamis, (14/12/2023) mengatakan upaya Israel untuk menghancurkan Hamas akan memerlukan waktu berbulan-bulan, menyatakan bahwa perang akan berlangsung lama, komentarnya muncul saat Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, bertemu dengan pemimpin Israel untuk membahas jadwal pengakhiran pertempuran utama di Gaza. (Sumber: Times of Israel)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, hari Kamis, (14/12/2023) mengatakan upaya Israel untuk menghancurkan Hamas akan memerlukan waktu berbulan-bulan, menyatakan bahwa perang akan berlangsung lama, komentarnya muncul saat Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, bertemu dengan pemimpin Israel untuk membahas jadwal pengakhiran pertempuran utama di Gaza. (Sumber: Times of Israel)

Baca Juga: Israel Menolak Solusi Dua Negara Juga Tolak Resolusi PBB soal Gencatan Senjata di Gaza

Penasihat keamanan AS Jake Sullivan. Menhan Israel, Yoav Gallant, hari Kamis, (14/12/2023) mengatakan upaya Israel untuk menghancurkan Hamas akan memerlukan waktu berbulan-bulan, menyatakan bahwa perang akan berlangsung lama, komentarnya muncul saat Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, bertemu dengan pemimpin Israel untuk membahas jadwal pengakhiran pertempuran utama di Gaza. (Sumber: AP Photo)

Setelah pertemuan dengan Sullivan di Tel Aviv, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyampaikan tekadnya untuk melanjutkan pertempuran hingga Hamas dihilangkan sepenuhnya.

Sullivan menyebut pembicaraan dengan Netanyahu terkait dengan kemungkinan beralih ke operasi dengan intensitas lebih rendah dalam waktu dekat, tetapi tanpa memberikan batasan waktu pasti.

Pernyataan Presiden Biden pada pekan ini mengecam Israel karena "pemboman yang sembrono," dan pejabat AS telah memperingatkan Israel bahwa dukungan internasional semakin menipis.

Korban sipil di Gaza terus meningkat, dengan lebih dari 18.700 warga Palestina tewas dalam serangan Israel, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza. Dalam konteks ini, tantangan distribusi bantuan kemanusiaan menjadi semakin sulit karena Gaza terus dikepung oleh Israel.

Pertanyaan mengenai efektivitas kampanye militer dan dampaknya terhadap penduduk sipil memunculkan keprihatinan global, dan terutama Presiden Otoritas Palestina, Mohammed Shtayyeh, menekankan perlunya respons tegas dari AS terhadap Israel.

Meskipun Israel mungkin berharap bahwa perang dan penderitaan di Gaza akan meruntuhkan dukungan terhadap Hamas, hasil jajak pendapat menunjukkan sebaliknya. Dukungan untuk Hamas meningkat, terutama di Tepi Barat yang diduduki, menyoroti kompleksitas dinamika politik di antara penduduk Palestina.

Baca Juga: Menteri Israel Bagikan Video Tentara Bersepatu Lars Kumandangkan Doa Yahudi dalam Masjid Jenin

Presiden Israel Isaac Herzog bergabung dengan para pejabat tinggi Israel yang menentang solusi dua negara pasca perang di Gaza, hari Kamis, (14/12/2023), Isaac Herzog mengatakan sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk membahas pembentukan negara Palestina merdeka ketika luka Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober masih sangat terasa. (Sumber: AP Photo)

Sementara warga Israel tetap mendukung perang sebagai langkah yang diperlukan untuk melindungi diri mereka, meningkatnya dukungan untuk Hamas di kalangan warga Palestina menunjukkan bahwa strategi militer semakin memperdalam polarisasi di kawasan ini.

Dengan lebih dari 18.700 warga Palestina tewas, termasuk perempuan dan anak-anak, serta ribuan lainnya masih dinyatakan hilang di bawah reruntuhan, kampanye militer Israel terus mendapat kritik tajam. Dalam konteks ini, tantangan kemanusiaan semakin mendalam, dengan U.N. mencatat bahwa lebih dari 80% penduduk Gaza sekarang tinggal di tempat perlindungan di selatan.

Pemerintah Israel juga memperkuat upaya militer dengan kebijakan penyegelan yang ketat di Gaza, menghalangi aliran bantuan kemanusiaan yang membutuhkan pendistribusian melalui jalur yang sulit diakses akibat pertempuran dan penutupan jalan.

Dalam perkembangan lain, hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa, meskipun Israel berharap penderitaan dan kerusakan di Gaza akan meruntuhkan dukungan untuk Hamas, kenyataannya adalah sebaliknya.

Dukungan untuk Hamas telah meningkat, menunjukkan bahwa upaya militer Israel tidak hanya memiliki dampak kemanusiaan yang serius tetapi juga tidak berhasil mengubah opini di kalangan penduduk Palestina.

Sementara warga Israel terus mendukung perang sebagai langkah yang diperlukan untuk melindungi diri mereka, meningkatnya dukungan untuk Hamas menyoroti kompleksitas dinamika politik di antara penduduk Palestina. Meskipun masih merupakan minoritas, peningkatan dukungan ini menunjukkan bahwa strategi militer Israel belum membuahkan hasil sesuai harapan mereka.




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x