Kompas TV internasional kompas dunia

Tiga Mahasiswa Keturunan Palestina Ditembak di Vermont, Polisi AS Usut Sebagai Kejahatan Kebencian

Kompas.tv - 27 November 2023, 10:58 WIB
tiga-mahasiswa-keturunan-palestina-ditembak-di-vermont-polisi-as-usut-sebagai-kejahatan-kebencian
Tiga korban, dari kiri ke kanan, Tahseen Ahmed, Kinnan Abdalhamid, dan Hisham Awartani, diambil sesaat sebelum mereka ditembak. Ketiganya korban penembakan, dekat Universitas Vermont, Amerika Serikat, kata polisi hari Minggu (27/11/2023). Polisi setempat menyatakan serangan ini diusut sebagai kejahatan kebencian. (Sumber: New York Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

VERMONT, KOMPAS.TV - Tiga pemuda keturunan Palestina di Burlington, Amerika Serikat yang sedang merayakan Thanksgiving menjadi korban penembakan, satu di antaranya kritis, dekat Universitas Vermont, Amerika Serikat, kata polisi hari Minggu (27/11/2023). Polisi setempat menyatakan serangan ini diusut sebagai kejahatan kebencian.

Polisi sedang mencari pelaku penembakan setelah serangan itu terjadi sekitar pukul 6:25 malam hari Sabtu di dekat kampus UVM, kata Kepala Polisi Burlington, Jon Murad.

Dua dari para pemuda tersebut dalam kondisi stabil, sementara yang lain mengalami "cedera yang jauh lebih serius," kata Murad pada hari Minggu. Ketiganya, semua berusia 20 tahun, sedang mengunjungi rumah salah satu kerabat korban dan berjalan-jalan ketika mereka dicegat seorang pria kulit putih bersenjatakan pistol.

“Tanpa berkata-kata, dia melepaskan setidaknya empat tembakan dari pistol lalu kabur,” kata Murad dalam rilis berita. "Semua tiga korban terkena tembakan, dua di bagian tubuh atas dan satu di bagian tubuh bawah."

Murad mengatakan ketiga pemuda tersebut semua keturunan Palestina dan menyampaikan simpati yang mendalam untuk mereka dan keluarga mereka. Dua di antaranya adalah warga negara AS dan satu adalah penduduk legal. Dua dari mereka mengenakan kafiyeh Palestina berwarna hitam-putih.

Murad mengatakan tidak ada informasi tambahan yang menunjukkan motif penembakan.

Baca Juga: Israel Membantai 8 Warga Palestina di Tengah Eskalasi Kekerasan di Tepi Barat

Tiga korban, dari kiri ke kanan, Tahseen Ahmed, Kinnan Abdalhamid, dan Hisham Awartani, diambil sesaat sebelum mereka ditembak. Ketiganya korban penembakan, dekat Universitas Vermont, Amerika Serikat, kata polisi hari Minggu (27/11/2023). Polisi setempat menyatakan serangan ini diusut sebagai kejahatan kebencian. (Sumber: New York Post)

Sekolah Ramallah Friends, sebuah sekolah swasta di Tepi Barat, mengatakan dalam sebuah pos di Facebook bahwa ketiga pria tersebut dulunya adalah siswa di sana. Saat ini, mereka merupakan mahasiswa tingkat junior di perguruan tinggi, Awartani belajar di Brown University, Abdalhamid di Haverford College di Pennsylvania, dan Ahmed di Trinity College di Connecticut.

Menurut Marwan Awartani, paman buyut dan mantan menteri pendidikan Otoritas Palestina, ketiganya sedang berjalan menuju rumah nenek Awartani untuk makan malam Thanksgiving sesuai tradisi Amerika Serikat.

Dia mengatakan ketiganya mengambil foto bersama dan mengirimkannya kepada orangtua Hisham beberapa menit sebelum mereka pergi ke rumah sang nenek.

Marwan Awartani menambahkan peluru yang mengenai Hisham menghantam sumsum tulang belakangnya dan dia kehilangan rasa di bagian bawah tubuhnya. Ia tetap dirawat di rumah sakit hari Minggu malam dan "diperkirakan akan bertahan dari luka-lukanya," menurut pernyataan dari Christina H. Paxson, presiden Brown University.

Ahmed ditembak di dada, dan Abdalhamid mengalami luka ringan, demikian pernyataan dari keluarga korban. Keluarga-keluarga korban mendesak pihak berwenang untuk menyelidiki penembakan ini sebagai kejahatan kebencian.

"Mengapa ada yang menembak anak-anak yang mengenakan kaffiyeh Palestina?" kata Marwan Awartani dalam sebuah wawancara.

Baca Juga: Benarkah Israel Lakukan Genosida atas Rakyat Palestina? Ini Penjelasan Lengkap Konsep Genosida

Tahseen Ahmed, Kinnan Abdalhamid, dan Hisham Awartani, mahasiswa warga AS keturunan Palestina ditembak di dekat Universitas Vermont, Amerika Serikat, kata polisi hari Minggu (27/11/2023). Polisi setempat menyatakan serangan ini diusut sebagai kejahatan kebencian. (Sumber: PBS)

“Di saat yang penuh ketegangan ini, tidak ada yang bisa melihat kejadian ini dan tidak menduga ini mungkin merupakan kejahatan yang dipicu kebencian. Dan saya sudah berhubungan dengan mitra penyidikan dan penuntutan federal untuk mempersiapkan diri jika itu terbukti,” katanya dalam rilis berita.

Ia menambahkan, "Kenyataannya adalah kita belum tahu sebanyak yang kita inginkan saat ini. Tapi saya mengimbau masyarakat untuk tidak membuat kesimpulan berdasarkan pernyataan dari pihak yang tidak terlibat dan berpengetahuan yang mungkin bahkan lebih sedikit.”

Sebelumnya, American-Arab Anti-Discrimination Committee merilis pernyataan yang mengatakan korban adalah mahasiswa Amerika Serikat keturunan Palestina dan ada "alasan untuk yakin penembakan ini terjadi karena korban adalah orang Arab."

Ia mengatakan seorang pria berteriak dan mengganggu korban, yang sedang berbicara dalam bahasa Arab, lalu menembak mereka. FBI mengatakan mereka mengetahui adanya penembakan ini.

“Jika, dalam proses penyelidikan lokal, informasi muncul mengenai pelanggaran federal, FBI bersiap untuk menyelidiki," kata Sarah Ruane, juru bicara FBI berbasis di Albany, New York, dalam pernyataan resmi.

Gedung Putih mengatakan Presiden Joe Biden telah diberi informasi tentang penembakan tersebut dan akan terus menerima pembaruan saat penegak hukum mengumpulkan lebih banyak informasi.

Baca Juga: Pertukaran Tawanan Tahap 3 Tegang, Hamas Lepas 17 Sandera dan Israel Bebaskan 39 Warga Palestina

Tahseen Ahmed, Kinnan Abdalhamid, dan Hisham Awartani, mahasiswa warga AS keturunan Palestina ditembak di dekat Universitas Vermont, Amerika Serikat, kata polisi hari Minggu (27/11/2023). Polisi setempat menyatakan serangan ini diusut sebagai kejahatan kebencian. (Sumber: NBC News)

Dewan Hubungan Amerika-Islam mengatakan dalam pernyataan bahwa mereka menawarkan hadiah sebesar $10.000 untuk informasi yang mengarah pada penangkapan atau vonis orang atau orang-orang yang bertanggung jawab atas penembakan tersebut.

Institute for Middle East Understanding menyampaikan pernyataan di X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, yang mereka deskripsikan sebagai pernyataan dari keluarga korban.

"Kami sangat prihatin tentang keselamatan dan kesejahteraan anak-anak kami," kata pernyataan itu. "Kami mendesak penegak hukum untuk melakukan penyelidikan menyeluruh, termasuk menganggap ini sebagai kejahatan kebencian. Kami tidak akan nyaman sampai penembak diadili."

Menanggapi penembakan, Pemimpin Minoritas DPR AS Hakeem Jeffries mendorong masyarakat untuk "tanpa syarat menolak kenaikan tajam kebencian terhadap Arab dan Islamofobia di Amerika."

"Tidak seharusnya ada orang yang diincar karena etnis atau afiliasi agama mereka di negara kita," kata Demokrat New York itu dalam pernyataan yang diposting di X. "Kita tidak akan membiarkan kebencian menang.”

Senator Bernie Sanders dari Vermont, juga mengutuk penembakan tersebut, “Ini mengejutkan dan sangat mengganggu bahwa tiga pemuda Palestina ditembak di sini di Burlington, Vermont. Kebencian tidak punya tempat di sini, atau di mana pun. Saya berharap ada penyelidikan penuh," kata Sanders dalam pernyataan.

Baca Juga: Tidak Hanya Serang Pasukan Perdamaian PBB, Israel Tembaki Mobil Warga dan Petani di Lebanon Selatan

Tahseen Ahmed, Kinnan Abdalhamid, dan Hisham Awartani, mahasiswa warga AS keturunan Palestina ditembak di dekat Universitas Vermont, Amerika Serikat, kata polisi hari Minggu (27/11/2023). Polisi setempat menyatakan serangan ini diusut sebagai kejahatan kebencian. (Sumber: Burlington Police)

Wali Kota Burlington Miro Weinberger mengatakan indikasi penembakan yang dipicu kebencian adalah "mengerikan."

Gubernur Phil Scott menyebutnya sebagai tragedi, menyerukan kepada warga negara negara untuk bersatu dan "tidak membiarkan insiden ini memprovokasi lebih banyak kebencian atau perpecahan."

Cabang Vermont-New Hampshire dari Jewish Voice For Peace, yang mendesak agar perang Israel-Hamas dihentikan, merilis pernyataan mengatakan bahwa mereka "terkejut" dengan penembakan itu, "Kami bersolidaritas dengan para mahasiswa, keluarga mereka, dan semua yang terpengaruh oleh tindakan kebencian ini," kata organisasi tersebut pada hari Minggu.

"Kami bersolidaritas dengan semua orang Palestina di Palestina yang diduduki, di seluruh dunia, dan di sini di Vermont, dan kami berkomitmen untuk menciptakan Vermont yang aman dan ramah untuk semua," kata kelompok Yahudi berpengaruh tersebut.

American Jewish Committee, sebuah organisasi advokasi untuk orang Yahudi di seluruh dunia, juga mengatakan melalui X bahwa mereka "terkejut" oleh serangan ini dan mendesak "penegak hukum untuk menyelidiki tindakan ini sebagai kemungkinan kejahatan kebencian."

Demonstrasi meluas dan ketegangan meningkat di AS seiring meningkatnya jumlah korban tewas dalam perang Israel-Hamas.

Gencatan senjata rapuh antara Israel dan Hamas berjalan kembali pada hari Minggu ketika militan melepaskan lebih banyak tawanan dan Israel membebaskan 39 tahanan Palestina, semuanya pria muda. Ini adalah pertukaran ketiga di bawah kesepakatan gencatan senjata empat hari.




Sumber : Associated Press / New York Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x